PEKALONGAN, MENARA62.COM – Lazismu Kabupaten Pekalongan menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pekalongan, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitut Tanwil Muhammadiyah (BTM) Pekalongan, dan Himpunan Budidaya Ternak Klanceng Indonesia (HIBTAKI) menyelenggarakan Pelatihan Dasar Budidaya Klancen. Pelatihan yang berada di bawah program Peternakan Masyarakat Mandiri Lazismu ini berlangsung pada Ahad (06/02) di aula KSPPS BTM Pekalongan, Jalan Pahlawan No. 10 Gejlik, Kajen. 40 orang peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pekalongan hadir dalam pelatihan tersebut.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Pekalongan, Drs. H. Riyanto, mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS Kabupaten Pekalongan atas kerjasamanya dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan budidaya klanceng tersebut. Riyanto pun berharap sinergi antara Lazismu dan BAZNAS selaku lembaga filantropi bisa terus dilakukan dalam melakukan pemberdayaan umat.
Sementara itu, Pimpinan BAZNAS Kabupaten Pekalongan, Ir. Ahmad Musa, MM., mengajak masyarakat serta Lazismu untuk dapat memanfaatkan program-program BAZNAS. “Dana BAZNAS 60% banyak diarahkan untuk pemberdayaan usaha produktif umat. Oleh karena itu silakan dimanfaatkan. Bapak-bapak yang ingin berwirausaha seperti berjualan ayam chicken khas Pekalongan dan sebagainya bisa memanfaatkan program BAZNAS,” tutur Musa.
Musa kemudian menjelaskan bahwa terdapat lima program BAZNAS yang ditawarkan, yaitu Kajen Taqwa, Kajen Pintar, Kajen Sehat, Kajen Makmur, dan Kajen Peduli. Program Kajen Taqwa adalah bantuan kepada masyarakat yang menyelenggarakan pengajian ketaqwaan; program Kajen Pintar adalah bantuan beasiswa untuk tingkat SMP hingga kuliah; Kajen Sehat adalah bantuan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan; Kajen Makmur adalah bantuan untuk pemberdayaan usaha produktif umat, dan Kajen Peduli adalah program kepedulian bencana alam.
Ketua PDM Kabupaten Pekalongan, Drs. H. Mulyono, dalam sambutan saat membuka acara menyampaikan harapannya agar para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang diberikan. Mulyono berharap, warga Muhammadiyah, takmir masjid, dan sebagainya dapat memanfaatkan budidaya klanceng tersebut dengan optimal karena tidak membutuhkan banyak tempat. Mulyono mengaku sudah dua tahun lalu merencanakan kegiatan budidaya klanceng tersebut. Namun karena pandemi Covid-19 muncul, keinginan tersebut tertunda. “Wilayah Pekalongan selatan cukup potensial untuk mengembangkan budidaya klanceng karena vegetasi di wilayah Pekalongan bagian selatan masih bagus,” jelasnya.
Founder HIBTAKI, Khafid Siratuddin, dalam paparannya menyampaikan, budidaya klanceng sangat mudah dilakukan karena bisa diterapkan di pekarangan rumah. Khafid menceritakan bahwa ia sudah dua tahun lebih menekuni budidaya klanceng di pekarangan rumahnya dan memproduksi madunya dengan label KlancengMu. Sementara itu, tim ahli HIBTAKI, Aqib Ossa, S. Farm, Apt., dalam paparannya menyampaikan manfaat dan khasiat madu, serta perbedaan madu asli, sirupan, oplosan, atau sintesis.
Pada pelatihan tersebut, semua peserta dibagikan masing-masing satu sendok madu klanceng untuk ikut merasakan, mencium aroma, dan meminumnya. Para peserta juga diberikan pengetahuan tentang tanaman-tanaman yang dapat mendukung budidaya klanceng. Selain pengetahuan, pada sesi terakhir para peserta diberi kesempatan praktik memindahkan koloni klanceng. Setelah selesai praktik, peserta mendapatkan masing-masing empat koloni klanceng untuk dibudidayakan di tempat masing-masing. Pelatihan Dasar Budidaya Klanceng ini digelar dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat bagi para takmir masjid, pondok pesantren, panti asuhan, dan masyarakat umum di Kabupaten Pekalongan.
(PR Lazismu PP Muhammadiyah)