SEMARANG, MENARA62.COM – Lazismu Jawa Tengah mengadakan pertemuan bertajuk “Workshop Capacity Building”, Sabtu (12/10/2019). Kegiatan yang berlangsung di convention hotel Metro, Kota Semarang tersebut diikuti 126 orang peserta yang merupakan perwakilan 35 Lazismu se- Jateng.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, H. Tafsir, menyampaikan apresiasi kepada Lazismu yang telah menunjukkan perkembangan positif dengan diperolehnya status WTP (wajar tanpa perkecualian) dalam audit keuangan oleh akuntan public beberapa waktu yang lalu.
Menurut Tafsir, mengelola lembaga zakat itu tidak cukup hanya memenuhi legalitas dan standar syariah saja.
“Agar menjadi lembaga amil yang kompeten dan terpercaya harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,” katanya.
Lembaga amil lanjut Tafsir, dituntut untuk memenuhi kualifikasi standar profesionalitas. Salah satunya adalah standar profesi amil, apabila dalam perkembangan diperlukan sarat amil harus bersertifikat, Lazismu harus siap. Tafsir menyarankan agar Lazismu tidak ragu-ragu mengikutkan amil sebanyak mungkin dalam program sertifikasi profesi amil.
Tafsir juga mengingatkan agar Lazismu mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola keuangan. Untuk itu manjemen resiko yang bagus harus diterapkan di Lazismu untuk menjaga kredibilitas agar menjadi lembaga amil zakat yang terpercaya.
Sementara itu ketua Badan Pengurus Lazismu Jawa Tengah, Dodok Sartono menyampaikan bahwa acara ini dilaksanakan guna mengejar target IKU (Indikator Kinerja Utama) dan IKAL (Indikator Kinerja Aksi Layanan) yang sudah di tetapkan oleh Lazismu Pusat untuk wilayah Jawa Tengah. Untuk itu dirinya menganggap penting menggugah kembali semangat juang para amil zakat Lazismu se Jawa Tengah guna meningkatkan kinerja amil terkait indikator-indikator kinerja yang telah disepakati bersama.
Dalam dua hari pertemuan tersebut ada dua agenda yang berlangsung pada saat yang bersamaan. Di satu sisi ada pelatihan keuangan, yang diperuntukkan bagi semua personil pengelola keuangan Lazismu di daerah. Hal ini menjadi prioritas karena ketertiban administrasi dalam sebuah organisasi besar butuh kesamaan pemahaman terhadap satu system keuangan yang di terapkan.
Di sisi lain, pelatihan juga sangat dibutuhkan bagi semua pimpinan / Badan Pengurus di lembaga amil tersebut. Sebagai pengendali arah kebijakan Lazismu di semua daerah, sangat di perlukan kesamaan visi dan arah pengembangan organisasi ke depan, agar mampu menyelaraskan program dengan tuntutan zaman milenial. (Hasan)