JAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 telah menjadi pembelajaran untuk semua sektor, termasuk pendekatan One Health guna mencegah terjadinya pandemi di masa mendatang, mengingat banyaknya penyakit zoonosis dan infeksius baru yang masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia. Tantangan ini memerlukan kolaborasi dan koordinasi lintas sektor dari berbagai disiplin ilmu.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Abdul Haris dalam video sambutannya pada Penutupan Proyek USAID One Health Workforce Next Generation (OHW-NG): Peningkatan Kapasitas SDM untuk One Health Berkelanjutan melalui Koordinasi, Komunikasi dan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Keamanan Kesehatan Nasional, Rabu (16/10/2024).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi jelas Dirjen, telah bekerja sama dengan Indonesia One Health University Network (INDOHUN) dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), melalui proyek One Health Workforce Next Generation (OHW-NG). Kerja sama tersebut dalam rangka menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi One Health pada 3 sektor utama (sektor kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan hidup termasuk satwa liar) untuk pelaksanaaan program pencegahan, deteksi dini dan respon terhadap zoonosis dan penyakit infeksius baru.
BACA JUGA: Kerjasama dengan USAID dan Kemenkes RI, Muhammadiyah gelar vaksinasi di Kabupaten Pulang Pisau |
Selama 5 tahun pelaksanaan proyek, diakui Dirjen, telah dihasilkan berbagai program yang melibatkan civitas akademika, pemerintah daerah, industri dan masyarakat, yang telah berdampak cukup siginifikan. Beberapa diantaranya adalah peningkatan jumlah lulusan yang kompeten di bidang One Health; terbentuknya jaringan kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan pemangku kepentingan lainnya; inovasi dan solusi-solusi baru dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang kompleks; dan kontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19, seperti pelatihan mahasiswa dalam tracing dan testing.
Menurut Dirjen, kegiatan proyek ini juga sudah diintegrasikan dengan program unggulan Ditjen Diktiristek. Misalnya program dan aktivitas dosen dan mahasiswa dalam menangani kasus zoonosis dan masalah kesehatan di daerah sekitar melalui pendekatan One Health melalui One Health Student Club, pelatihan One Health di beberapa universitas, dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh One Health Collaborating Center (OHCC), bekerjasama dengan universitas dan pemerintah serta masyarakat di daerah.
BACA JUGA: UMS Bekerjasama Dengan E-Club dan USAID JAPRI Gelar Pelatihan Wirausaha bagi Milenial |
Saat ini terdapat 8 OHCC di Indonesia, yaitu Universitas Airlangga (Jawa Timur), Universitas Gadjah Mada (DI Yogyakarta), Universitas Udayana (Bali), Universitas Syiah Kuala (Aceh), Universitas Cenderawasih (Papua), IPB University (Jawa Barat), Universitas Hasanuddin (Sulawesi) dan Universitas Mulawarman (Kalimantan Timur)
Lalu program kerjasama melalui Kedaireka, yaitu One Health City di Universitas Airlangga dan Kampung One Health di Unviersitas Cenderawasih, serta Kegiatan MSIB/Magang Independen melalui One Health Young Leaders selama 2 batch.
Kemendikbudristek berharap agar INDOHUN bersama OHCC dapat menjadi think tank Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, khususnya sebagai pusat riset dan IPTEK terkait One Health yang akan menghasilkan evidence-based policy untuk pencegahan penyakit, promosi kesehatan, deteksi dini, kesiapsiagaan, dan pemulihan dari krisis kesehatan.
“Kami juga berharap INDOHUN dapat melanjutkan kemitraan dengan USAID, dunia industri dan berbagai stakeholders lainnya, dalam mengembangkan OHCC di seluruh wilayah di Indonesia,” ujar Dirjen.
Selain itu Kemendikbudristek juga akan memfasilitasi kolaborasi INDOHUN dengan Kelompok Kerja Nasional AHS dalam upaya percepatan pengembangan OHCC di berbagai wilayah di Indonesia. Kemendikbudristek juga akan terus berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia Kebudayaan dalam menyusun berbagai kebijakan untuk mendukung implementasi One Health di Indonesia.
BACA JUGA: Program USAID PRIORITAS Bagi Guru Dilanjutkan Pemkot Bogor |
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Indonesia’s Global Health Security Program USAID, Monica Latuihamallo mengatakan, pihaknya akan terus menjalin kerja sama lanjutan dengan Pemerintah Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara besar yang tidak luput dari ancaman pandemi.
Karena itu, lanjut Monica, USAID menganggap investasi peningkatan kapasitas SDM terkait penanganan pandemi ini perlu diprioritaskan. “Kolaborasi lintas sektor juga sangat diperlukan,” ujarnya.
Koordinator INDOHUN, Prof Dr Agus Suwandono mengatakan, saat ini program One Health di 20 Kampus dengan 32 fakultas yang turut di dalamya, telah menjadi tren tersendiri.
One Health sendiri, kata Agus, bukan sebuah mata kuliah, melainkan sebuah keterampilan tersendiri tentang kepemimpinan, komunikasi efektif, manajemen partisipatif, budaya dan gaya hidup yang dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai sebuah soft skill. Hal itu nanti berguna saat mengatasi berbagai persoalan terkait penanganan pandemi dan masalah kesehatan masyarakat lainnya.
“Beberapa kampus bahkan sudah menjadikan One Health Student Club sebagai sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa. Contohnya di Unair, Udayana dan Unsyiah. Ada juga yang dijadikan sebagai kegiatan magang mahasiswa yang dapat dikonversi dalam mata kuliah setara 20 SKS,” tutup Agus.