SOLO, MENARA62.COM – Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar Sumpah Profesi Ners angkatan ke-23 pada Kamis, 6 Januari 2022, di Auditorium Muh. Djazman Kampus I UMS.
Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si dalam sambutannya mengucapkan selamat atas prestasi yang diperoleh dalam selama mengenyam pendidikan profesi Ners.
“Kalau dalam bahasa Jawa ‘sumbut‘, karena secara institusi UMS berpredikat unggul, program studi Ners berakreditasi unggul dan memiliki akreditasi Internasional, sehingga tidak heran lagi apabila mencetak kualifikasi lulusan yang unggul juga,” papar Rektor UMS.
Rektor juga menyampaikan, setelah lulus harus memiliki target, dan yang paling penting bukan sekedar menyandang cumlaude, namun apa yang bisa dilakukan dan dikontribusikan setelah ini.
“Kualifikasi dari lulusan Ners UMS dibekali dengan dua potensi, yakni potensi pengetahuan dan juga spiritual,” tegasnya.
Sofyan juga menambahkan dengan bekal potensi itu diharapkan menjadi modal dalam mencari pekerjaan, dengan ridho Allah dan orang tua, sehingga itu akan mempermudah dalam mencapai cita-cita.
Disisi lain, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis., Ftr.,M.Kes menyampaikan kegiatan sumpah profesi ini pertama kali dikonsep secara luring (luar jaringan).
“Bismillah upacara sumpah profesi ini, sudah mulai dilaksanakan secara luring. Hanya saja terdapat 3 mahasiswa yang mengikuti secara daring (dalam jaringan), dikarenakan berasal dari luar daerah, seperti Papua, Lombok dan Jakarta serta sudah bekerja sehingga sulit untuk perizinan,” paparnya.
Dalam bidang akademik, ia juga menyampaikan bahwa pada sumpah Ners angkatan ini semua peserta mendapatkan predikat cumlaude, 22 orang diantaranya dengan predikat muntaz, IP 4.0. Selain itu mahasiswa ners UMS sebelum lulus sebagian bahkan ada yang sudah diterima bekerja di berbagai instansi.
“Angkatan ke-23 ini merupakan angkatan pertama yang lulus setelah program profesi Ners mendapatkan akreditasi ‘Unggul,” tambahnya.
Prosesi upacara sumpah profesi ini kemudian ditandai secara simbolis dengan penyematan pin kepada para sumpahwan. (Fika)