JAKARTA, MENARA62.COM–Rasa kopi Indonesia yang berkualitas, tidak banyak dikenal masyarakatnya sendiri. Ini sebagian sebagai andil dari era penjajahan yang tidak memperbolehkan masyarakat untuk menikmati kopi Indonesia yang berkualitas itu. Masyarakat yang ingin menikmati kopi, menjadi terbiasa dengan kopi yang dicampur dengan beras, jagung ataupun yang lainnya.
“Inilah yang ingin saya kembalikan, restore cara menikmati kopi Indonesia yang berkualitas. Mengenal kembali kopi Indonesia yang pernah hilang dari ingatan rasa masyarakat,” ujar Alvin At-Tasrif, pegiat kopi Indonesia dalam diskusi Pojok 62 di Markas Majelis Pemberdayaan Masyarakat Jakarta, Kamis (19/1/2017) malam.
Diskusi ini antara lain dihadiri Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Syahril Syah, pengurus MPM Nanang Qodir El Ghazali dan Sutia Budi, Khoirul Muttaqien dari Jaringan Saudagar Muhammadiyah, dan Masyhuri Masyhuda dari Muhammadiyah Disaster Management Center.
Diskkusi pojok 62 ini diawali dengan nonton bareng film dokumenter Aroma of Heaven, yang bercerita tentang ingatan tentang kopi.
“Masyarakat sudah terlalu lama terlupakan atau dilupakan dengan ingatan akan kenikmatan kopi asli Indonesia yang berkualitas itu. Ada banyak produksi kopi yang kelas bawah yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat. Jadi begitu merasakan kopi yang bekualitas premium, mereka justru mengatakan kopi itu asam dan sebagainya,” ujar Alvin yang mengungkapkan bahwa memori cita rasa kopi yang berkualitas itu yang sekarang menjadi misi dirinya.