JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Perindustrian terus berupaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan sektor manufaktur, termasuk bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Penyediaan tenaga kerja yang terampil diyakini dapat memacu produktivitas dan daya saing sektor industri, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Apalagi, industri TPT merupakan satu dari tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ketika melakukan kunjungan kerja di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Solo, Jumat (18/6).
Menperin menjelaskan, selama ini industri TPT berperan penting dalam memberikan kontribusi yang signfikan terhadap perekonomian nasional. Selain itu, sektor ini juga dinilai strategis karena merupakan sektor padat karya dengan orientasi ekspor.
Kinerja ekspor dari industri TPT tercatat sebesar USD10,55 miliar pada tahun 2020. Sementara itu, dari tahun ke tahun, serapan tenaga kerja sektor industri TPT terus meningkat. Pada 2019, terdapat 2,8 juta pekerja, naik dari 1,7 juta pekerja pada 2018. Sedangkan pada 2020, meski tertekan pandemi, serapan tenaga kerja di sektor TPT justru melonjak menjadi 3,9 juta orang.
“Tingginya permintaan tenaga kerja tingkat ahli untuk industri TPT, membuat Kemenperin berinisiasi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Solo, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah serta Solo Technopark untuk mendirikan AK-Tekstil Solo,” paparnya.
AK-Tekstil Solo berdiri pada akhir tahun 2015, dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2016. AK-Tekstil Solo menyelenggarakan program pendidikan setara Diploma II yang terdiri dari tiga program studi, yakni Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain dan Teknik Pembuatan Garmen.
“AK-Tekstil dilengkapi fasilitas pendidikan berupa laboratorium, workshop dan teaching factory. Selain itu juga dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi dan Tempat Uji Kompetensi,” sebut Agus. Bahkan, AK-Tekstil Solo telah menggunakan metode pendidikan vokasi yang juga diterapkan di negara-negara industri maju, dengan konsep dual system.
“Artinya, kurikulum AK-Tekstil berorientasi kepada penguasaan kemampuan kerja dengan mengintegrasikan pendidikan di kampus dengan pendidikan di industri, sehingga terwujud sinergi pembelajaran yang efektif guna menghasilkan tenaga kerja yang memiliki daya saing tinggi dan benar-benar siap kerja di dunia industri,” terangnya.
Hingga saat ini, AK-Tekstil Solo telah meluluskan lebih dari 1.000 mahasiswa, dengan total sebanyak 300 lulusan setiap tahunnya. Bahkan, 100% dari lulusan tersebut langsung terserap kerja di perusahaan-perusahaan tekstil besar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti PT. Pan Brothers, PT. Mataram Tunggal Garmen, dan PT. Sritex, Tbk.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan menegaskan, AK-Tekstil Solo termasuk sebagai pelopor pendidikan vokasi dan telah menjadi rujukan, karena membangun kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan dan industri. “Artinya, AK-Tekstil Solo mampu memasok tenaga kerja kompeten yang sesuai kebutuhan industri TPT saat ini,” ujarnya.
Hal tersebut tidak luput karena adanya penyelenggaraan program unggulan BPSDMI, yakni link and match dengan pelaku industri yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan di kampus dengan pendidikan industri, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri serta siap bekerja langsung di industri.