28.2 C
Jakarta

Mahasiswa IMM Surakarta Gelar Aksi Diam

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM — Mahasiswa IMM Surakarta Gelar Aksi Diam, Jumat (27/9/2019). Aksi yang dimulai pada pukul 19.00 WIB itu, diikuti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kota Surakarta bersama Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) se-Surakarta.

Mereka menggelar aksi refleksi di depan Polresta Surakarta sebagai bentuk solidaritas atas wafatnya tiga demonstran korban represifitas oknum aparat kepolisian.

AMM se – Surakarta yang turut hadir antara lain Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM), Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM), Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiah (PDNA), dan Hizbul Wathan (HW). Selain itu, solidaritas ini diikuti oleh OKP Solo serta IMM Sukoharjo.

Mereka mengatakan, aksi ini sebagai wujud kekecewaan pada pihak Kepolisian Republik Indonesia yang sudah mengarah pada tindakan brutal, dengan melakukan penembakan dengan peluru tajam. Akibatnya, telah menelan korban jiwa dari Mahasiswa Universitas Halu Oleo dan pelajar di Jakarta.

Pengendalian

Tindakan represif aparat Kepolisian terhadap Mahasiswa, sangat bertentangan dengan peraturan Kapolri yaitu Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian RI dan Perkapolri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pengendalian Massa.

“Tindakan represif aparat di berbagai daerah telah melukai proses demokrasi di Indonesia dan tidak sesuai dengan amanah reformasi”, ujar Abdul Afif, Ketua Umum IMM Cabang Kota Surakarta.

Ia menambahkan, semangat reformasi masih terus mengalir sampai saat ini dengan dibuktikan mahasiswa kembali bersuara untuk menegakkan kembali amanah reformasi. Namun ia kecewa atas tindakan tidak manusiawi yang dilakukan oknum tersebut.

Refleksi yang dihadiri oleh ratusan peserta ini, dimulai dengan sholat ghaib, lalu dilanjutkan dengan hening cipta, menyanyikan lagu gugur bunga dan ibu pertiwi, dan di akhiri dengan aksi berdiam diri. Massa aksi membentuk lingkaran dengan meghaphone, keranjang bunga, dan bendera yang dikibarkan setengah tiang berada di tengah lingkaran massa aksi.

Megaphone sebagai simbol alat perjuangan mahasiswa disandingkan dengan keranjang bunga, untuk penghargaan atas perjuangan kawan yang telah gugur dalam medan perjuangan. Begitupun bendera yang dikibarkan setengah tiang, sebagai penanda suasana duka mendalam bagi seluruh mahasiswa atas matinya keadilan di negeri ini.

Faudin selaku Korlap menuturkan, “Kami mendesak pihak yang berwajib terutama Kapolri untuk mengusut tuntas pelaku penembakan dan segala bentuk represifitas aparat di berbagai daerah. Kami juga mendorong untuk seluruh elemen mahasiswa, untuk tetap bersatu rapatkan barisan dalam melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Indonesia”.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!