26.1 C
Jakarta

Menikah Sebelum Buah Besar Hambat Upaya Pemberantasan Penyakit Kaki Gajah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Penyakit kaki gajah atau filariasis hingga kini masih menjadi salah satu problem kesehatan di Indonesia. Data menunjukkan hingga akhir 2018, ditemukan 10.681 kasus kaki gajah di 34 propinsi.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengeliminasi penyakit kaki gajah. Diantaranya adalah program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) penyakit kaki gajah terutama di daerah endemis kaki gajah. Tetapi hingga kini beberapa daerah masih mencatat jumlah kasus kaki gajah yang cukup tinggi, terutama di Indonesia timur seperti Papua, NTT dan Sulawesi Barat.

Banyak faktor yang membuat penyakit kaki gajah sulit untuk diberantas. Diantaranya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat terkait penyakit kaki gajah, kondisi lingkungan, perilaku hidup masyarakat dan budaya.

“Ada satu wilayah di NTT yang masyarakatnya menganggap penyakit kaki gajah hal yang biasa,” kata Prof Agnes Kurniawan, dari Departemen Parasitologi UI pada temu media terkait Bulan Eliminasi Kaki Gajah, Jumat (27/9/2019).

Penyakit kaki gajah umumnya menyerang bagian kaki. Tetapi sejumlah pada sejumlah kasus, penyakit kaki gajah juga menyerang buah zakar (kelamin laki-laki) dan payudara. Organ tubuh yang terkena kaki gajah menjadi bengkak dengan ukuran diatas normal.

“Bahkan banyak yang sudah mengganggu aktivitas harian. Tidak bisa jalan, impoten dan lainnya,” lanjut Prof Agnes.

Serangan penyakit kaki gajah pada buah zakar tersebut membuat banyak orang NTT yang kemudian menikahkan anak laki-lakinya dalam usia yang sangat muda dibawah 18 tahun. Mereka beranggapan laki-laki menikah sebelum buah besar.

Kata ‘buah besar’ bermakna bahwa ketika seorang laki-laki terserang penyakit kaki gajah pada buah zakarnya, maka ia tidak akan bisa lagi memiliki keturunan. Kasus tersebut cukup banyak ditemukan di daerah tersebut.

Itu sebabnya sebelum terserang penyakit kaki gajah, anak laki-laki harus sudah menikah agar memiliki istri dan memiliki keturunan. Padahal semestinya bukan begitu upaya mencegah penyakit kaki gajah.

Sementara Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonik, Dr. Nadia Tarmizi, M.Epid, menjelaskan selain melalui strategi POPM, upaya pencegahan penyakit kaki gajah dilakukan dengan melaksanakan program penatalaksanaan penderita penyakit kaki gajah.

Menurutnya untuk menghentikan siklus hidup cacing filarial (penyebab kaki gajah) secara permanen, POPM penyakit kaki gajah harus dilaksanakan sekali setahun selama minimal 5 tahun berturut-turut di wilayah endemis kaki gajah. Dimana semua orang berusia 2 tahun hingga 70 tahun wajib minum obat pencegahan.

“Dengan strategi POPM selama lima tahun berturut-turut, diharapkan Indonesia mencapai kondisi bebas kaki gajah pada 2020,” tegasnya.

Seperti empat tahun sebelumnya, target pencapaian POPM tahun ini minimal  65 persen dari jumlah penduduk. Beberapa daerah diakui telah mencapai diatas target yakni 87 persen. Sedang Papua dan Sulawesi Barat adalah dua propinsi dengan pencapaian POPM dibawah target 65 persen.

Ia mengingatkan bahwa penyakit kaki gajah yang ditemukan lebih dini, maka upaya pencegahan agar organ tubuh tidak membesar bisa dilakukan lebih baik lagi. Karena itu jika ada masyarakat yang menemukan pembekakan tidak wajar terutama pada kaki, kelamin laki-laki, tangan dan payudara dengan warna kulit yang menghitam agar segera menghubungi dokter. Obat kaki gajah disediakan pemerintah secara Cuma-Cuma di semua Puskesmas.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!