31.7 C
Jakarta

Mahasiswa Prodi MI UII Wajib Kuasai Pendekatan Data-Driven Decision Making

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Program Studi (Prodi) Magister Informatika (MI), Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta tingkatkan mahasiswa memiliki kapasitas analitik. Serta wajib menguasai pendekatan data-driven decision making melalui pemahaman big data dan Artificial Intelligence (AI) untuk proyek keberlanjutan.

Untuk meningkatkan kemampuan analitik dan penguasaan pendekatan data-driven decision making, Prodi MI UII menghadirkan Prof Dr Adiwijaya SSi, MSi, Professor Data Science Telkom University untuk mengisi Kuliah Umum, Selasa (25/11/2025). Topik Kuliah Umum, tentang ‘Intelligent Data and Innovation to Achieve Sustainable Development Goals (SDGs).’

Prof Adiwijaya yang juga Rektor Telkom University Periode 2018-2025 mengatakan inovasi teknologi dapat meningkatkan efisiensi operasional dalam menghadapi tantangan nasional, serta mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Sebab inovasi merupakan fondasi bagi perusahaan untuk bertahan dalam persaingan global.

Adiwijaya mencontohkan praktek terbaik inovasi teknologi yang dipertahankan perusahaan-perusahaan global. Di antaranya, pemeliharaan prediktif Toyota, transformasi bisnis Netflix dari penyewaan film menjadi platform streaming, dan desain produk inovatif Apple.

“Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus mempertahankan keunggulan kompetitif,” kata Adiwijaya.

Inovasi teknologi, tambah Adiwijaya, harus dilaksanakan secara berkelanjutan, terukur, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. “Mahasiswa harus menguasai inovasi dan menjadi bagian dari solusi. Ilmu yang didapat hari ini harus diterapkan untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan,” harap Adiwijaya.

Menurut Adiwijaya, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah bidang kesehatan, cybersecurity, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Di bidang kesehatan inovasi teknologi perlu dikembangkan untuk mengani penyakit paru-paru, dan penanganan aritmia. Aritmia adalah gangguan irama jantung yang terjadi ketika impuls listrik jantung tidak bekerja dengan benar. Sehingga detak jantung menjadi terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur.

Sedang di bidang cybersecurity, Adiwijaya menyarankan perlu inovasi teknologi yang dapat mencegah penipuan digital yang semakin marak. Penipuan digital meliputi pencurian data pribadi hingga serangan yang lebih kompleks. Di antaranya, peretasan (hacking), serangan denial-of-service (DoS), dan penyebaran virus atau malware.

Sedang bidang UMKM, inovasi teknologi dimaksudkan agar UMKM agar mampu bersaing dan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi harus dicapai tanpa menimbulkan beban sosial baru. Perspektif perusahaan perlu lebih luas dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Sementara Dr Ahmad Luthfi, SKom, MKom, Manajer Akademik Keilmuan Program Studi Magister Informatika FTI UII mengatakan intelligent data bukan sekadar alat. Tetapi juga merupakan katalis inovasi teknologi untuk pembangunan berkelanjutan.

“Dalam konteks pendidikan tinggi, khususnya Program Magister Informatika, pemahaman terhadap penerapan intelligent data menjadi relevan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan analisis, inovasi digital, dan penerapan teknologi untuk isu-isu keberlanjutan,” kata Ahmad Luthfi.

Ahmad Luthfi menambahkan Kuliah Umum ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas analitik mahasiswa dan penguasaan pendekatan data-driven decision making melalui pemahaman big data dan AI untuk proyek keberlanjutan. Memberi informasi tentang kesempatan riset yang semakin luas, terutama bidang e-government, e-health, climate tech, dan smart city, sekaligus memperkuat daya saing karier di tengah transformasi digital yang berfokus pada SDGs.

“Selain itu, mahasiswa mendapatkan pengalaman menghadapi tantangan nyata. sehingga mampu merancang solusi berbasis data yang bernilai sosial, serta memperluas jejaring akademik maupun profesional dengan para pemangku kepentingan terkait SDGs,” kata Ahmad Luthfi. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!