27.3 C
Jakarta

Mahasiswa UM Magelang Pameran Hasil Dampingan

Baca Juga:

MAGELANG, MENARA62.COM — Sebanyak 591 peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Angkatan 45 Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang menggelar hasil karya mereka, Rabu (28/3/2018). Pameran dilaksanakan secara serentak di empat lokasi yakni di Taman Ahmad Yani, Badakan, Kota Magelang; Gedung Serbaguna, Desa Giriwarno, Kaliangkrik; Pendopo Gunungpring, Muntilan; serta Balkondes Tanjungsari, Borobudur.

Dijelaskan Dra Retno Rusdjijati M.Kes, ketua panitia KKN Tematik UM Magelang masing-masing lokasi pameran terdiri dari tiga kecamatan. Pameran di Badakan Kota Magelang untuk peserta KKN dari Kecamatan Magelang Tengah, Utara, dan Selatan.

Sedang pameran di Kaliangkrik untuk peserta KKN dari Kecamatan Windusari, Kajoran, dan Kaliangkrik. Pameran di Muntilan untuk peserta KKN dari Kecamatan Mertoyudan, Candimulyo, dan Muntilan. Pameran di Borobudur untuk peserta KKN di Kecamatan Srumbung, Tempuran, dan Borobudur.

Lebih lanjut Retno mengatakan pameran KKN bertema Optimalisasi Pariwisata untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Beragam produk hasil pendampingan, usaha masyarakat, dokumentasi dan poster yang dipamerkan.

Pameran di Balkondes Borobudur, memamerkan produk olahan dari salak, singkong, rambutan maupun pepaya. “Kami memaksimalkan bahan baku yang melimpah di Desa Srumbung berupa salak dengan membuat kurma salak, asinan salak, serta brownis salak,” kata Lilis, salah satu mahasiswa peserta pameran.

Seluruh stan pameran, kata Retno, dinilai tim untuk diberikan penghargaan. Tim juri akan memilih stan terbaik dan poster paling kreatif. “Selain itu panitia juga memberikan penghargaan bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) terbaik di masing-masing lokasi,” kata Retno.

Wakil Rektor 3 UM Magelang, Drs. Mujahidun, M.Pd, yang melihat pameran di Balkondes Borobudur mengapresiasi usaha yang dilakukan para mahasiswa yang hari itu mengenakan udeng (ikat kepala). “Udeng yang dipakai itu dapat diartikan bahwa mahasiswa mudeng (mengerti) dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu juga dimaknai sebagai pengikat antara mahasiswa dengan masyarakat sehingga komunikasi dan interaksi dapat terus terjalin walaupun tidak lagi berada di lokasi KKN,” ujar Muja.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!