MAGELANG, MENARA62.COM – UMKM sebagai sektor ekonomi riil yang ada di masyarakat adalah kekuatan ekonomi yang sangat potensial dan cukup tangguh bertahan ditengah terpaan krisis. Salah satunya adalah milik bapak Irfani yang beralamat di dusun Pogalan RT 06/ RW 01, desa Karangkajen, kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, berdiri sejak tahun 1976 hingga sekarang.
UMKM ini memproduksi irus dan centhong yang berbahan tempurung kelapa dan kayu. Sayangnya teknologi pembuatannya selama ini masih menggunakan peralatan-peralatan yang sederhana, sehingga proses produksinya tidak lancar. Selain itu produk-produknya harus dipasarkan sendiri ke beberapa wilayah diantaranya Wonosobo, Temanggung dan pasar lokal Secang, sehingga hasil penjualan produknya tidak optimal.
Kendala-kendala dalam proses produksi dan pemasaran tersebut akan dibantu pemecahannya oleh beberapa mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan Program Pengabdian Pada Masyarakat terpadu (PPMT) . PPMT ini merupakan bentuk lain dari program KKN yang dilaksanakan setiap semester oleh Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang.
Kegiatan PPMT di home inddustry irus ini berlangsung sejak beberapa bulan yang lalu yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19 dan berakhir tanggal 15 Juli 2020. Selama masa pandemi tersebut, Luqman Ismail, Faridh Fajar Nugroho, Abi Rafdi, Imam Agus Faisal Wardani dan Fadzan Fahrurrosak yang tergabung dalam kelompok PPMT berinisiatif membantu merancang alat produksi dengan memanfaatkan barang-barang bekas.
Alat yang dirancang adalah mesin bor yang memanfaatkan pompa air bekas dan mesin pengamplas. Pembuatan alat bor dan mesin pengamplas ini diprioritasnya karena kedua proses tersebut sangat vital. Misalnya proses pengeboran menggunakan alat bor tangan hasilnya tidak rapi serta banyak memakan waktu. Demikian juga proses pengamplasan dilakukan secara manual sehingga proses produksi di bagian pengamplasan ini memakan banyak waktu, prosesnya menjadi lama karena harus dilakukan berulang-ulang.
Pembuatan mesin bor menggunakan bahan pompa air bekas dan kepala mesin bor tangan (drill chuck),yang dibuatkan dudukan pada as pompa air dengan baut yang sudah dibubut. Putaran motor diturunkan dengan memanfaatkan gigi rasio mesin gerinda agar mendapatkan torsi yang kuat. As gigi rasio gerinda diganti kepala bor yang kebetulan bagian as yang besar mempunyai diameter yang sama untuk dudukan laher (bearing). As yang kecil tinggal disesuaikan dengan proses pembubutan.
Pembuatan mesin pengamplas, prosesnya lebih sederhana, pompa air bekas diberi as dan ujung as diberi kayu berbentuk lingkaran yang ditempel amplas kayu. Cara menggunakannya tempurung kelapa ditempelkan di mesin pengamplas yang berputar sampai halus. Proses perancangan mesin -mesin ini dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2020 dan mulai digunakan awal Juni 2020.
Irfani pemilik home indstry irus sangat terbantu denga inovasi Mahasiswa Program Studi Teknik Industri ini dan berharap semester berikutnya ada yang mahasiswa PPMT yang diterjukan di home industrinya.
Kegiatan lain adalah pelatihan pemasaran online yang memanfaatkan salah satu platform e- commerce. UMKM ini dilatih cara registrasi ke penyedia layanan e commerce, mengisi profil usaha dan mengupload barang-barang hasil produksinya. Selain itu juga diajarkan Pemasaran secara online ini untuk mengatasi penjualan produk secara langsung selama pandemi yang sempat berhenti pemasaranya.
Kegiatan ini di dukung oleh Dosen Pembimbing Lapangan R. Arri Widyanto, S. Kom., MT yang merupakan dosen Program Studi Teknologi Informasi yang menyatakan bahwa pemasaran online merupakan alternatif pemasaran dimasa pandemi. Kegiatan PMT ini ditutup tanggal 15 Juli 2020.