29 C
Jakarta

Mahasiswa UMS Kampanyekan Attachment Style Anak Muda

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Tim mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan kampanye edukatif yang bertemakan Attachment Talk, di Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi, Ahad (14/12). Kampanye ini mengangkat pola keterikatan dalam hubungan interpersonal yang kerap diabaikan oleh generasi muda saat ini.

 

Attachment Style merupakan konsep psikologi mengenai bagaimana individu membentuk hubungan emosional dengan individu lainnya. Pola ini pada umumnya terbentuk dari pola asuh orang tua atau trauma masa lalu yang tersimpan di memori dan mempengaruhi dalam membangun kedekatan, menghadapi konflik, dan mengekspresikan diri.

 

Fathullah, selaku ketua tim menjelaskan diselenggarakannya kampanye ini bermula dari pengalaman pribadinya. Menurut Fathullah, banyak hubungan di kalangan generasi muda berakhir tidak sehat karena kurangnya pemahaman akan gaya keterikatan yang terbentuk sejak masa kanak-kanak.

 

“Tujuan utama kami adalah memberikan edukasi mengenai tipe-tipe attachment style, meminimalisir hubungan toxic, dan membantu individu mengembangkan pola keterikatan yang lebih aman melalui pengenalan diri,” jelasnya saat dimintai keterangan, Ahad (21/12).

 

Kampanye ini merupakan bentuk tugas akhir mata kuliah Kampanye Public Relation. Dalam Kampanye yang menghadirkan ruang gema sebagai sarana audio visual, sharing session bersama pakar psikologi, challenge interaktif, dan memberikan edukasi mengenai 4 jenis tipe attachment style, yakni secure, avoidant, anxious, dan disorganized yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda dalam berperilaku.

 

“Kami menyadari bahwa selama ini attachment style cenderung terkenal dan dibatasi dalam ranah romansa saja. Padahal, pola keterikatan memiliki cakupan yang jauh lebih luas,” ujar Fathullah.

 

Yang menarik dari kampanye ini adalah penggabungan konsep psikologi islam. Kampanye ini mengaitkan dua konsep penting hubungan dalam sudut pandang islam, yaitu Hablumminannas (hubungan antar manusia) dan Hablumminallah (hubungan dengan Allah).

 

Selain menunjukan pola keterkaitan dalam interaksi sosial dan membentuk kualitas hubungan, fathullah bersama tim membangun kesadaran akan attachment style yang menjadi dasar dalam diri.

 

“Memahami attachment style sebagai cerminan dan dasar untuk membangun keterikatan transendental yang tenang dan aman, sejalan dengan pencapaian nafsul muthmainnah atau jiwa yang tenang,” ungkapnya.

 

Melalui kegiatan kampanye yang telah diselenggarakan, Nadhea Subiyanto, M.Psi., Psikolog, selaku praktisi yang turut hadir saat memberikan edukasi sesi sharing session menyampaikan, “Hubungan awal antara anak dan orang tua berperan penting dalam membentuk pola relasi sosial di kemudian hari. Namun, attachment style bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah, sehingga setiap individu memiliki peran dalam memutus pola relasi yang berisiko melanggengkan pola tidak aman pada generasi berikutnya,” tuturnya.

 

Faiz, salah satu peserta yang mengikuti Ruang Gema dan sesi sharing session pada kegiatan kampanye ini mengaku, “Setelah memasuki ruang gema dan mengikuti sharing section bersama KOL Psikologi membuat semakin paham terkait attachment style, dan sadar bahwa ternyata kita berdua alhamdulillah sudah berada di tahap secure,” kesan Faiz.

 

Dosen pengampu mata kuliah Kampanye Public Relation, Betty Andriani, S.Sos, M.I.Kom., menuturkan melalui kampanye yang mengangkat topik attachment style, diharapkan mampu membantu membangun relasi yang lebih aman.

 

“Kampanye ini dapat membantu anak muda memahami diri, memperbaiki kualitas hubungan dengan orang lain, serta menemukan ketenangan dalam kehidupan sehari-hari,” harap dosen itu. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!