SOLO, MENARA62.COM – Semua pendidik adalah guru penggerak. Sekecil apapun peran kita di sekolah, sudah ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa yang berkemajuan dan berkeadaban.
Fenomena ini disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jatmiko usai mendownload sertifikat.
“Jangan sedih bila tak bisa ikut program pendidikan guru penggerak. Masih banyak jalan kita untuk ikut pendidikan melalui dunia maya. Banyak orang yang baik hati membagikan ilmunya kepada kita,”ujarnya.
Menurut dia, berkat dorongan dan motivasi sentuhan dingin manajerial Kepala Sekolah Penggerak Hj Sri Sayekti akhirnya bisa lolos beasiswa orbit guru merdeka (OGM).
“Belajar mandiri secara online sudah kantongi 25 sertifikat kelulusan tertanda tangan Commisioner dan Co Founder Orbit Future Academy Dr Ing Ilham Habibie MBA,” jelasnya.
Lalu dia melanjutkan, bahwa ini untuk meningkatkan salah satu guru yang profesionalitas dan membangun inovasi sekolah maka harus memahmi kompetensi-kompetensi yang termuat di Perdirjen No.6565 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari Permendiknas No.16 Tahun 2007. Kategori Model kompetensi yang berkaitan Praktik Pembelajaran Profesional.
“Mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi murid belajar secara aman dan nyaman. Melakukan asesmen, memberi umpan balik, dan menyampaikan laporan belajar. Pengembangan Profesi,” imbuhnya.
Selain itu, kata ustaz Jatmiko, menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri secara mandiri. Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi, untuk berperilaku sesuai kode etik guru. Menunjukkan praktik dan kebiasaan bekerja yang berorientasi pada anak. Berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi profesi untuk mengembangkan karier
Termasuk juga menunjang pemenuhan Kempetensi Kepribadian Konselor/Guru BK yang tercantum dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008, yaitu: Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran. pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat.
Yang tidak kalah pentingnya, pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar.
Pembelajaran Sosial Emosional ini bukan hanya untuk peserta didik, akan tetapi guru juga sebagai pribadi yang utuh, guru sebagai manager pembelajaran dan guru sebagai agen perubahan harus dapat mengendalikan sikap sosial dan kekuatan emosional nya sehingga dapat mengendalikan pribadinya dan menjadikan guru yang menjadi panutan.
“Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji. Menampilkan emosi yang stabil. Setiap anak lahir dengan keunikannya masing-masing. Kita sebagai seorang pendidik memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka,” pungkasnya. (*)