33.3 C
Jakarta

Ma’ruf Amin: Wakaf Uang Bukan Untuk Pemerintah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Wakaf uang bukan untuk pemerintah. Ini disampaikan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam sambutan pembukaan webinar Literasi Wakaf Uang yang digelar Infokom Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Wakaf uang ini, menurut Ma’ruf, sekarang menjadi perbincangan yang hangat. Apalagi setelah peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) pada tanggal 25 Januari 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Ma’ruf mengatakan, pro dan kontra segera mengikuti setelah peluncuran GNWU.

Wakaf merupakan bagian syariat Islam yang dianjurkan dan punya peran penting dalam pemberdayaan masyarakat, umat. “Dalam rangkat penguatan umat,” ujarnya.

Dalam ajaran Islam, menurutnya, wakaf ini sadaqah jariyah yang abadi. Wakaf ada uang, barang tidak bergerak. Wakaf uang ini fleksibel.

“Saya tahun 2002, ketika masih ketua komisi Fatwa MUI meluncurkan wakaf uang,” ujarnya.

Waktu dibuat UU, wakaf uang juga masuk dalam UU. Itu semua dalam rangka mengembangkan. Potensi wakaf ini sangat besar, tetapi literasi masyarakat soal wakaf uang ini masih kalah jauh dibandingkan dengan zakat.

“Oleh karena itu perlu dikembangkan. Karena selama ini masyarakat hanya mengenal wakaf itu untuk masjid, madrasah dan makam,” ujarnya.

Meski sudah mulai ada wakaf uang, tetapi gerakan sangat kecil. Itu sebabnya, menurut Ma’ruf, pemerintah memfasilitasi agar wakaf uang ini semakin besar. Ini bukan untuk pemerintah.

“Pemerintah ada mekanisme sendiri, melalui anggaran, surat berharga negara, SUKUK, itu sangat besar. Bahkan ada yang ritel, dan nilainya besar. Pemerintah sekarang juga buat lembaga pengelola investasi,” ujarnya.

Pegelola wakaf tetap Badan Wakaf Indonesia. Menurut Ma’ruf, nantinya kemampuan nadzir akan diperbaiki agar pengelolaan wakaf lebih profesional. Karena wakaf itu tidak boleh habis.

Sebelumnya, Masduki Baidlowi, mewakili panitia Literasi Wakaf Uang Majelis Ulama Indonesia dalam sambutannya mengatakan, lebih dari 227 peserta yang sudah hadir.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada publik, agar mereka tidak salah paham. Ini penguatan narasi, bahwa wakaf uang bermanfaat untuk umat dan tidak salah paham.

“Di media sosial banyak yang menyalahkan wakaf uang ini. Seakan-akan pemerintah akan mengambil wakaf uang ini, padahal itu tidak benar,” ujarnya.

Ia berharap, agar ada narasi positif terhadap pemahaman wakaf uang ini. Masduki memperkirakan, pada 2o25 akan ada 184 juta penduduk Muslim dewasa. Kalangan Muslim dewasa ini, 57,5 persen nya merupakan kelompok kelas menengah keatas.

“Wakaf uang sangat menarik bahkan jadi life style Muslim. Apalagi, animo berderma ini cukup besar,” ujarnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!