30 C
Jakarta

Apel Pagi Wujudkan Gerakan Disiplin Positif, Rutin Digelar di SD Muhammadiyah 1 Ketelan

Baca Juga:

 

SOLO, MENARA62.COM – Sebanyak 72 guru karyawan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta rutin melaksanakan apel pagi pukul 06.45 WIB tepat.

Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Sri Sayekti bertindak sebagai pembina apel dan didampingi oleh staf Wakil Kepala Sekolah bidang al Islam dan Kemuhammadiyahan Sutrisno, Senin (6/5/2024).

Kegiatan apel pagi yang dilaksanakan setiap untuk mewujudkan gerakan disiplin positif. Lebih lanjut, Kepala Sekolah penggerak tersebut menekankan bahwa melalui apel pagi pimpinan dapat memberikan pembinaan, arahan, dan melakukan pengawasan.

Apel pagi juga menjadi sarana untuk menyampaikan informasi terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

“Apel pagi ini bisa menjadi wahana yang tepat bagi pimpinan untuk mendukung staf agar tetap memiliki semangat kerja, loyalitas, integritas, produktivitas, serta moral kerja yang dibutuhkan. Semua Wakil Kepala Sekolah sebanyak 5 dan masing-masing staf mendapat amanah menjadi pemimpin apel pagi, sehingga program dan kegiatan dapat berjalan lancar sesuai dengan target,” ungkap Sayekti.

Selain membangun disiplin positif, apel pagi juga memiliki peran penting dalam meningkatkan semangat kerja, memberikan pelayanan merdeka belajar. Ketika guru karyawan berkumpul untuk apel pagi, mereka memiliki kesempatan untuk mendengar motivasi dari pembina. Disiplin positif bisa dilakukan dengan penerapan secara menyeluruh dan diintegrasikan dalam proses belajar mengajar di kelas.

“Motivasi ini dapat berupa cerita inspiratif, kutipan-kutipan bijak dan dari Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, atau pesan positif yang dirancang untuk memotivasi guru karyawan. Mendengarkan kata-kata semangat ini di awal hari dapat memberi dorongan emosional yang kuat kepada guru karyawan,” tambahnya.

Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang kepada guru karyawan kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika guru karywan kita memiliki motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah.

“Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia,” bebernya.

Sementara itu, staf Wakil Kepala Sekolah bidang al Islam dan Kemuhammadiyahan Sutrisno, mengajak untuk selalu meningkatkan iman dan takwa kita.

“Karena dengan iman dan takwa sebagai bekal untuk mendapat kemulian di hadapan Allah Swt. Mari kita melaksanakan tugas yang mulia ini hanya karena Allah. Mendidik anak karena Allah,” ajak Sutrisno. (*)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!