SURABAYA, MENARA62.COM-Di tengah kesibukan persiapan Iduladha 1442 H dan tingginya persebaran Covid-19 dimasa PPKM Darurat ini, MCCC Surabaya terus memberikan layanan meski dengan segala keterbatas kami berusaha membantu masyarakat yang membutuhkan ambulan dan pemulasaraan jenazah Covid dan non Covid, serta bantuan permakaman warga yang isolasi mandiri di rumah. Demikian disampaikan Arif’an selaku ketua MCCC Surabaya.
Andi Hariyadi, selaku sekretaris MCCC menyampaikan, sejak 29 Juni 2021, hingga 19 Juli 2021 para relawan pemulasaraan jenazah Covid MCCC Surabaya bersama para Modin lainnya telah melayani sejumlah 784 jenazah di Krematorium Keputih Surabaya.
Relawan MCCC mengambil shif ketika para modin yang ada tidak mampu bekerja, yaitu di shif 2 bertugas pada pukul 14.00 – 22.00, yang disitu ada Dawud, Amar, Faruqi, Dedy, dan lainnya. Dilanjut shif 3, ada Vredy, Hisam, Rozi, Ustman, Ibnu, Maldani, Ruhama, dan lainnya.
Gema takbir, tahlil, dan tahmid di sekitar kampung Sukolilo para relawan terus melayani dengan penuh semangat.
Ust. Musa Abdullah selaku Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Surabaya menyampaikan, kami ingin memberikan layanan yang terbaik sesuai Syar’i pada warga.
Rosyidi selaku Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surabaya yang diberi amanah bersama Angkatan Muda Muhammadiyah Surabaya untuk mengatur layanan ambulan, menyampaikan, mengingat kebutuhan ambulan saat PPKM Darurat ini sangat tinggi baik untuk mengantarkan jenazah atau pun orang sakit, baik dalam kota hingga ke luar kota, sehingga kita lakukan sinergi untuk penyiapan ambulan baik dari Lazismu Surabaya atau pun Amal Usaha Muhammadiyah yang ada di cabang.
Lanjut beliau, sementara ini ada 4 mobil ambulan dengan driver yang terdiri dari : Fatchur, Nuryanto, Hakim, Dendy, Halim, Mas Indra. Dan setiap hari Armada ambulan begitu padat melayani.
Fathur menyampaikan, pernah mengantarkan jenazah dari Krematorium Keputih yang sudah lebih dari 2 hari keluar kota, karena keterbatasan tenaga dan armada, dan pernah melayani sehari 6 jenazah termasuk jenazah Kristen.
Begitu pula Hakim, yang terus bergerak meski malam takbiran bersahutan di tengah perjalanan menuju Nganjuk untuk mengantarkan jenazah. Dan masih banyak pengalaman lainnya dari para driver lainnya. (*)