HALMAHERA SELATAN, MENARA62.COM – Muhammadiyah Disater Management Center (MDMC) bekerja sama dengan LazisMu mengaktifkan kembali pos pelayanan di 4 desa di Halmahera Selatan. Sebagai langkah awal, pada Rabu (24/07) MDMC Maluku Utara bersama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara, LazisMu Maluku Utara dan tim asistensi MDMC PP Muhammadiyah telah mengadakan pertemuan untuk merumuskan penanganan apa saja yang akan dilakukan setelah proses asesmen.
Pada pertemuan tersebut kata Koordinator Divisi Tanggap Darurat Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TDRR) Indrayanto dirumuskan beberapa kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Untuk kegiatan yang telah dilaksanakan adalah asesment di 4 desa, yakni desa Tawa, Pasipalele, Lemo Lemo dan Awis di kecamatan Gane Barat Selatan. Pos pelayanan diputuskan didirikan di 4 desa tersebut, tim Medis Jawa Timur (RSML) juga telah beroperasi melakukan pelayanan kesehatan dan pendataan warga dari tanggal 19 Juli sampai dengan 26 Juli 2019.
Selain itu, tim Kapal Apung Said Tuhulele merapat ke Saketa pada Jumat (26/07) dan bergabung menjalankan misi dukungan transportasi laut untuk distribusi bantuan dan layanan kesehatan. Kemudian menyusun ulang kebutuhan anggaran, menyepakati bersama untuk menggerakkan sumber daya Muhammadiyah Maluku Utara dengan One Muhammadiyah One Response (OMOR), melibatkan RSI PKU Muhammadiyah Maluku Utara untuk mengirimkan perawat dan bidan yang akan ditempatkan selama 7 hari dengan jumlah personil 4 bidan dan 4 perawat.
“Kita juga menghidupkan kembali LazisMu Maluku Utara dengan membuka rekening donasi Halmahera Selatan dan mengelolanya,” kata Indrayanto.
Adapun sumber daya manusia yang akan dikerahkan berasal dari IMM Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), DMC UMMU, MDMC Halmahera Selatan, MDMC Ternate, RSI PKU Muhammadiyah Maluku Utara, MDMC Maluku Utara, LazisMu Maluku Utara dan Tim Medis Muhammadiyah Jawa Timur – RSM Lamongan.
Indrayanto menerangkan bahwa MDMC dalam masa tanggap darurat ini telah merancang beberapa program yang akan dilaksanakan disana. “Kegiatan MDMC dilakukan selama 1 bulan dimulai dari 16 Juli 2019 sampai dengan 18 Agustus 2019.” imbuhnya. Program tersebut diantaranya, penataan Poskoor (pos koordinasi) dan aktivasi pos pelayanan, pemenuhan logistik,
Terkait kondisi masyarakat, Indrayanto memaparkan hingga kini sebagian masyarakat masih bertahan tinggal di tenda pengungsian dikarenakan khawatir akan terjadi gempa susulan dan isu tsunami.
“Masyarakat belum beraktivitas sepenuhnya seperti biasa karena takut ada gempa susulan atau tsunami,” jelas Indrayanto.
Ketua TDRR tersebut juga menjelaskan bahwa kebutuhan warga terdampak saat ini adalah hunian sementara, kebutuhan dasar kesehatan, makanan, selimut dan alas tidur. (azza)