JAKARTA, MENARA62.COM — Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 SR melanda wilayah Donggala dan Kota Palu Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) sore. Gempa berkedalaman 10 kilometer, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah.
Respons atas situasi tersebut, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melalui One Muhammadiyah One Respons (OMOR) berkoordinasi dengan Lazismu dan pihak-pihak terkait untuk menyiapkan tim tanggap darurat. Tim yang diberangkatkan tersebut di bawah koordinasi MDMC.
Menurut Indrayanto, Koordinator Tanggap Darurat MDMC PP Muhammadiyah, untuk saat ini barang-barang yang dibutuhkan oleh korban gempa antara lain, makanan, air bersih, fasilitas kesehatan, hunian sementara, selimut, serta makanan bayi dan anak.
Selain itu, Indra juga menyampaikan MDMC telah membuka posko koordinasi (Poskor) di dua titik antara lain: Poskor Utama MDMC Palu, di Gedung Fakultas Ekonomi Unismuh, Palu Jalan Jabal Nur No.1, Talise, Mantikulore, Talise, Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Sedangkanj Posko pendukung MDMC berada di Mamuju, Jalan Sukarno Hatta, berlokasi di Pondok Pesantren MBS At-Tanwir Mamuju yang berada di samping KPU Provinsi Sulawesi Barat.
Indrayanto mengabarkan, MDMC terus berkoordinasi dengan otoritas setempat. Tim Indonesia siaga yang telah disiapkan sudah diterjunkan, Tim pertama terdiri dari 24 orang relawan dari Sulsel, Sulbar, Toli-Toli dan sekitarnya.
Selain itu, MDMC juga menurunkan Tim Urban SAR dari Yogyakarta sebanyak 7 personil dengan 2 unit mobil yang menurut Indra besok pagi mendarat di Makassar. Indra menambahkan tim lain yang disiapkan adalah Tim RS Muhammadiyah Lamongan yang mendarat malam ini di Mamuju langsung sebanyak 7 orang.
Di samping itu, untuk memperkuat relawan di sana, ditambahkan 10 orang realwan dari Mamuju dan 10 orang dari Jawa Timur yang berangkat hari ini. Indra memastikan sampai saat ini sudah ada 34 personil relawan yang sudah ada di lokasi Poskor MDMC di Unismuh Palu. “Kendalanya belum bisa maksimal karena komunikasi dan aliran listrik belum stabil,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, sejak 28 September 2018, Ketua Badan Pengurus Lazismu, Hilman Latief telah menginstruksikan kepada seluruh Lazismu di Indonesia untuk menggalang dana kemanusiaan.
Dalam surat intruksinya, Hilman mengatakan, “Dengan terjadinya gempa dan tsunami yang menyebabkan bencana kemanusiaan di Palu, Donggala, dan Mamuju Sulawesi Utara, maka seluruh pimpinan Lazismu diinstruksikan untuk melakukan penggalangan dana kemanusiaan,” jelasnya.
Penggalan dana itu, lanjut Hilman, dilakukan di seluruh amal usaha, jaringan masjid-masjid Muhammadiyah dan masyarakat umum, terhitung mulai 28 September hingga 28 Oktober 2018.
Hilman mengatakan, penyaluran dana dilakukan secara terintegrasi oleh Lazismu Pimpinan Pusat dan Wilayah Terdekat yang bekerjasama dengan majelis dan lembaga terkait. (na)