DONGGALA, MENARA62.COM– Meski sudah 3 tahun Gempa Palu berlalu, namun Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) hingga kini masih melaksanakan program pendampingan bagi para penyintas gempa di Sulawesi Tengah.
Micro Entrerprenuer Program (MEP) adalah salah satu program pasca bencana yang dijalankan sudah hampir 3 tahun oleh MDMC bersama Solidar Suisse, sebuah LSM asal Swiss. Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup para penyintas bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah yang terjadi 2018 lalu.
Desa Meli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala adalah salah satu sasaran program MEP. Kopra menjadi komoditas utama masyarakat di desa ini.
Tofin, salah satu fasilitator masyarakat program MEP di Desa Meli mengungkapkan setelah melakukan assement, dia menemukan para petani kopra di desa itu belum dapat mengoptimalkan produksi. Tofin merasa kondisi ini menjadi tantangan baginya.
“Kami melihat bahwa kopra ini dapat ditingkatkan lagi, sehingga kami pelajari dan mencari cara agar kopra hasil produksi para petani ini bisa memiliki nilai jual yang lebih. Kopra putih menjadi pilihan kami, dengan proses produksi yang sedikit berbeda dengan menggunakan green house sehingga menekan gagal produksi,” kata Tofin, Kamis (23/09).
Tofin kemudian mengumpulkan para petani kopra di desa Meli untuk bersama-sama melakukan produksi dengan cara yang baru. Setelah beberapa kali diskusi, maka terbentuklah pengurus dengan jumlah sebanyak 5 orang.
Salah satu pengurus kelompok tersebut adalah Rosni. “Kami sangat beruntung bisa menjadi bagian dari program ini, produksi kami semakin bagus, harga jual semakin tinggi dan kami juga diajak untuk belajar ke tempat lain agar kopra kami bisa masuk ekspor. Saat ini kami mampu untuk produksi sampai 2 ton setiap bulannya,” kata Rosni.
Sementara itu, Yockie Asmoro selaku National Program Coordinator MEP mengatakan program ini juga menyasar pada managemen organisasi kelompok, managemen keuangan, peningkatan produksi dan juga pemasaran. “Semoga setelah program ini selesai, para kelompok yang sudah dibentuk dapat mandiri dan berkembang,” kata Yockie.
Program MEP ini sudah berjalan 2 tahap yaitu MEP 1 yang berlangsung dari 1 Juli 2019 hingga 30 September 2020 dan MEP 2 yang dimulai dari 1 Juli 2020 hingga sekarang.
Ada 13 desa dampingan di program MEP 2 yaitu Oti, Alindau, Labean, Meli, Lombonga, Walandano, Palau, Pomolulu, Malei, Rano, Kamonji, Ketong dan Manimbaya di Kabupaten Donggala. (*)