Oleh : Dwi Jatmiko *)
SOLO, MENARA62.COM – Membedah Arah Baru Pendidikan Indonesia. Sikap publik terhadap kebijakan Kemendikbudristek. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 1.520 responden di seluruh Indonesia pada 7 hingga 12 April 2022, Survei Indikator Politik Indonesia menyebut bahwa lebih dari 75% warga puas atas kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbudristek, Anang Ristanto mengungkapkan bahwa hasil survei ini merupakan bentuk gotong royong dan partisipasi publik untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia. “Dengan hasil ini tentu kami sangat optimistis bahwa dengan program Merdeka Belajar dapat membawa dampak perubahan pendidikan ke depan lebih baik dan membawa anak-anak kita, adik- adik kita sebagai generasi penerus menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan tangguh,” papar Anang, pada Ahad (19/6/2022).
Anang meyakini, walaupun tingkat kebermanfaatan sudah tinggi, namun masih ada kisaran 5 hingga 25 persen yang tingkat kebermanfaatannya masih kurang. “Ini adalah tantangan bagi kami agar menjadi lebih baik lagi untuk meningkatkan pengetahuan dan meyakinkan masyarakat akan program Kemendikbudristek. Kami akan berupaya terus menerus melakukan perbaikan salah satunya dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai media kepada pemangku kepentingan dan juga dengan pelibatan publik,” terang Anang.
Jika mau jujur, secara umum publik menilai sangat positif program-program Kemendikbudristek. Di antara 32 program yang diukur tingkat manfaatnya, mayoritas warga menilai cukup atau sangat bermanfaat ditiap program, umumnya lebih dari 75%. Terutama program yang manfaatnya dirasa sangat besar karena menyentuh hajat hidup warga seperti PTM, KIP Kuliah Merdeka, Bantuan kuota internet, BOS langsung sekolah, dan Permen PPKS. Demikian pula program-program Kurikulum Merdeka dan Merdeka Mengajar, serta program terkait pandemi COVID-19.
Meski demikian, terdapat program-program yang manfaatnya dirasa besar tetapi perlu sosialisasi lebih banyak untuk meningkatkan pengetahuan warga. Di antaranya program Organisasi Penggerak, Guru Penggerak, Bantuan dana transformasi untuk PTN dan PTS berdasar capaian IKU, Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan, Perluasan Beasiswa LPDP, Permen PPKS, Kurikulum Merdeka, Platform Merdeka Mengajar, Pengiriman dana BOP, Revitalisasi Bahasa Daerah, Dana Abadi Kebudayaan, Program ASN PPPK, Gamelan sebagai warisan budaya tak benda dunia, UKT atau subsidi uang kuliah, Bantuan subsidi upah, Penerimaan relawan mahasiswa, dan Bantuan untuk pelaku budaya.
Karena belum terlalu lama diluncurkan, masih perlu penelitian lanjut tentang dampak dari program-program ini di lapangan. Misalnya, apakah PPKS sudah mulai diterapkan oleh sekolah-sekolah di luar kota besar, atau Matching Fund vokasi sudah dimanfaatkan oleh politeknik.
Perlu diteliti juga sejauhmana pemerintah daerah dan sekolah telah merespon kebijakan Kemendikbudristek ini, berapa persen yang sudah menerapkan kebijakan yang cukup banyak ini.
Kampanye program-program Kemendikbudristek masih sangat perlu ditingkatkan, dengan intensitas atau penekanan lebih banyak kepada program-program yang paling besar sentuhannya dengan masyarakat umum. Ini terutama untuk meningkatkan partisipasi warga pada berbagai program tersebut. Partisipasi warga akan sangat menentukan kesuksesan program-program Kemendikbudristek.
Pendidikan Vokasi mulai menjadi pilihan. Hampir separuh warga cenderung memilih SMK sebagai sekolah lanjutan jika memiliki anak yang lulus dari SMP. Mayoritas warga masih memilih S1 untuk jalur pendidikan tinggi.
Program-program yang sempat menjadi perdebatan seperti Permen PPKS, SKB Tiga Menteri tentang Penggunaan Seragam dan Atribut di Lingkungan Sekolah, dan Pembelajaran Tatap Muka dinilai tinggi manfaatnya oleh mayoritas warga.
Dengan program-program Kemendikbud tersebut, saat ini Mendikbud Nadiem Makarim mulai dikenal oleh makin banyak warga. Dan di antara yang tahu Nadiem Makarim, cukup banyak yang suka padanya. Warga juga menilai positif kinerja Nadiem Makarim, program-program yang dicanangkannya, serta percaya bahwa ia bisa membawa Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
Proses masifikasi kampanye arah baru program-program pendidikan Kemendikbudristek masih sangat perlu ditingkatkan dengan intensitas berbasis manajemen terarah, terukur, berkelanjutan yang muaranya lebih banyak kepada program-program yang paling besar kebermanfaatannya bagi masyarakat umum. Partisipasi masyarakat umum akan sangat menentukan kesuksesan program-program Kemendikbudristek, sekaligus menjamin keberlanjutan arah pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Arah baru pendidikan mempersiapkan Generasi Emas 2045, menyambut 100 tahun Indonesia merdeka, dengan capaian tingkat kesejahteraan, keharkatan, dan kemartabatan yang tinggi sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, dalam rangka mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Akhirnya mari kita jadikan kebijakan arah baru pendidikan sebagai tonggak bagi majunya pendidikan di Indonesia, sekaligus mimpi sebuah bangsa yang unggul di berbagai bidang.
Salah satunya, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah nomor: 6555/c/hk.00/2021 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Program Sekolah Penggerak ditetapkan menjadi salah satu sekolah penggerak. Sekolah Ramah Anak (SRA), Sekolah Sehat, Sekolah Adiwiyata, Sekolah Bebas dari Perundungan (bully), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Penguatan Pendidikan Karakter seperti toleransi, saling menghargai, saling menghormati, dan Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
*)Humas Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta