AMBON, MENARA62.COM–Kerukunan bersifat dinamis. Karenanya, kondisi mayarakat Ambon Maluku yang rukun, harus senantiasa dirawat agar terus terjaga. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan terus menumbuhkan sikap toleransi.
Mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mengatakan, setidaknya ada tiga sikap toleransi yang perlu ditumbuhkembangkan.
Pertama, bersama-sama menciptakan kedamaian di antara umat yang berbeda dalam suatu masyarakat yang memiliki kemajemukan. Kedamaian bisa terwujud manakali didasari adanya sikap saling menghormati dan menghargai.
“Dalam kehidupan yang majemuk dan tersusun masyarakat mayoritas dan minoritas sudah seharusnya memegangi pakem bahwa yang mayoritas menyanyangi yang minoritas dan yang menoritas menghormati yang lebih banyak, meski inti dari semuanya adalah saling menghargai keberadaan masing-masing,” kata Muhammadiyah Amin di hadapan masyarakat Maluku, tokoh agama, dan pemerintahan di pelataran Masjid Al-Fatah Ambon dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad saw, Sabtu (31/12/2016).
“Tidak boleh ada hegemoni mayoritas dan tirani minoritas,” tambahnya.
Kedua, masing-masing elemen masyarakat harus bersikap dan bertindak egaliter. Hal ini tercermin dari pemahaman dan sikap bahwa setiap orang memiliki kedudukan dan derajat yang sama. Kita hanya berbeda dari segi agama dan keyakinan, tetapi masing-masing juga bisa menangis, sedih, tersinggung, dan marah. Semua itu merupakan fakta yang harus dipahami.
Sikap ketiga yang penting dikedepankan dalam menjaga toleransi, lanjut Muhammadiyah Amin adalah tidak mudah terprovokasi. Menurutnya, setiap masyarakat harus menghindari sikap atau ujaran yang berpotensi menyebabkan ketersinggungan, baik terkait persoalan intern dan antar umat beragama.
Dalam kaitan ini, masyarakat perlu meningkatkan sikap tolong-menolong, saling menghormati, tidak saling curiga, menghargai hak-hak sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
“Banyak terjadinya konflik intern dan antar umat beragama disebabkan oleh ulah satu atau beberapa oknum saja, lalu mengundang aksi dari orang-orang yang sepaham atau sekeyakinan dengannya. Sehingga, kebijaksanaan dari para pemimpin ormas, para pemimpin dan tokoh agama mutlak diperlukan dalam mengontrol umatnya masing-masing,” harapnya.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Ambon, dihadiri Gubernur Maluku, Said As-Sagaf, Ketua dan Anggota DPRD Provinsi Maluku, Pangdam XVI Pattimura, Mayjen Doni Munardo, Kapolda Maluku, Brigjen (Pol) Ilham Salahuddi, seluruh Pimpinan SKPD dalam Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku.
Tampak hadir juga, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku, Fesal Musaad, Penjabat Walikota Ambon, Besar Masjid Raya Al-Fatah Ambon, para Alim Ulama, Habaib, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, dan masyarakat Maluku. Sebagai penceramah, K.H. Azamie Samiun Jazuli. (Kemenag.go.id)