SEMARANG, MENARA62.COM — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memegang peranan penting dalam melengkapi pesatnya pembangunan yang bersifat fisik saat ini. Karena itu, pemerintah terus berkomitmen melanjutkan program revitalisasi Pendidikan SMK.
“Kunjungan saya ini dalam rangka memastikan bahwa proses revitalisasi berjalan seperti yang kita harapkan. Dan saya optimistis revitalisasi ini akan menopang, mendukung, melengkapi semakin banyaknya pembangunan infrastruktur fisik,” kata Mendikbud Muhadjir Effendy saat mengunjungi sekolah penerima bantuan Revitalisasi SMK di Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Dijelaskan Mendikbud bahwa strategi Pemerintah sedikit bergeser, dari sebelumnya yang fokus pada pembangunan infrastruktur fisik, maka di tahun 2019 ini menjadi lebih fokus kepada pembangunan sumber daya manusia. Dan SMK menjadi andalan pemerintah dalam menyiapkan tenaga terampil.
“Memang kalau kita ingin maju, kalau kita ingin menyiapkan tenaga kerja terampil itu ya SMK. Tetapi SMK yang bagus,” kata Muhadjir.
Program Revitalisasi SMK berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, semakin menunjukkan dampak yang positif. Di antaranya, menurut Mendikbud, semakin eratnya hubungan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), meningkatnya tingkat kebekerjaan siswa, serta kurikulum yang berbasis kebutuhan industri.
“Sekarang ini kita balik, bukan lagi supply based, tetapi demand based. Jadi kurikulum berbasis permintaan (industri),” ujarnya.
Mendikbud berpesan agar SMK dapat mengajak industri untuk menyusun kurikulum bersama. Selain itu, juga dapat memberikan rekognisi melalui sertifikasi kompetensi kepada para lulusan.
“Mohon ini diperbanyak kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri. Terutama yang sudah memiliki reputasi. Dan ini jangan sekadar sertifikat saja, tetapi pihak mitra benar-benar ikut terlibat menyusun kurikulum, kalau bisa karyawannya ikut mengajar,” tuturnya.
Pada tahun 2018, Kemendikbud menyalurkan bantuan Revitalisasi SMK senilai Rp7,5 miliar kepada enam SMK percontohan. Di antaranya SMK Negeri 6 (Pariwisata), Semarang, Jawa Tengah, SMK Negeri 1 (Pertanian), Bawen di Jawa Tengah, SMK Mundu (Kemaritiman) di Jawa Barat, SMK Kalasan (Industri Kreatif) di Yogyakarta, SMK Muhammadiyah (Kesehatan dan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial) di Metro Lampung, dan SMK Negeri 5 (Teknologi dan Rekayasa) Surabaya. Enam SMK tersebut dipilih sesuai dengan bidang yang menjadi prioritas nasional yang ditetapkan pemerintah.
“Ini jadi percontohan yang menerima bantuan relatif cukup besar dari Kemendikbud, untuk (penyediaan) bangunan laboratorium dan ruang praktik dan untuk penyediaan peralatan praktik,” kata Direktur Pembinaan SMK, M. Bakrun yang turut dalam kunjungan kerja.