31.7 C
Jakarta

Menengok Kesibukan Siswa SDN Cirimekar 02 Cibinong Jelang Kunjungan Mendikbud Nadiem

Baca Juga:

BOGOR, MENARA62.COM – Daffa, siswa SDN Cirimekar 02 Cibinong, Bogor, Jawa Barat, pagi itu berkali-kali menengok ke belakang. Ruang kelas darurat berupa tenda yang tidak memiliki penutup yang baik, memungkinkan matanya dengan leluasa melihat lalu lalang orang di sekitar ‘kelasnya’.

Aktivitas belajar yang serba darurat tersebut memang sedikit terganggu. Ia bahkan nampak tidak focus dengan apa yang diajarkan oleh bu guru di depan kelas. Teriakan bu guru berulang kali hanya sekilas membuatnya konsentrasi mengikuti pengajaran. Selebihnya, ia asyik melihat orang-orang yang lalu lalang di belakang kelas darurat sambil sesekali bercanda dengan teman di samping kanan kirinya.

Daffa tidak sendiri. Ada banyak siswa lainnya yang menempati kelas darurat, tidak bisa konsentrasi mengikuti proses pembelajaran. Para siswa baru paham dengan kesibukan mendadak yang terlihat di lingkungan sekolahnya ketika bu guru mengajaknya menghafal lafal Selamat datang Pak Menteri.

Bu guru juga berkali-kali meminta siswa menghafal nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem.

“Oh, ada Pak Menteri, sekolah kami mau ada menteri ya,” katanya polos ditengah persiapan menyambut kehadiran Mendikbud pada Senin (6/1/2020).

Cukup lama ia dan puluhan teman-temannya menanti Mendikbud Nadiem di tenda darurat yang dibangun di halaman sekolah. Gerimis kecil yang mengguyur sekolah beberapa menit, tak menyurutkan semangatnya untuk ikut terlibat persiapan menyambut Mendikbud. Ada hampir dua jam, ketika kemudian Mendikbud Nadiem menyeruak masuk ke kelas darurat.

Kepada para siswa, Mendikbud meminta bersabar karena untuk sementara waktu harus belajar di kelas darurat.

“Enggak apa-apa ya untuk sementara ini di tenda ini. Tapi nanti kami berikan bantuan dari pihak Kemendikbud untuk segera direhabilitasi ya, Bu. Agar adik-adik bisa bersekolah kembali di dalam ruangan. Sementara sabar dulu ya,” kata Mendikbud Nadiem.

Dalam peninjauan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bantuan berupa 100 paket perlengkapan sekolah yang berisi seragam sekolah, seragam Pramuka, alat tulis, satu unit tenda kelas darurat, 600 eksemplar buku modul belajar mandiri, dan 150 eksemplar materi esensial.

“Biar adik-adik enggak ketinggalan pelajaran,” ujar Mendikbud.

Enam ruang kelas SDN Cirimekar 02 mengalami kerusakan akibat atap dan dinding yang roboh pada 1 Januari 2020 yang lalu. Kepala Sekolah (Kepsek) Siti Choeriah menyatakan tidak ada korban jiwa dari insiden tersebut karena terjadi pada dini hari dan saat libur sekolah. Sebanyak tiga ruang kelas mengalami kerusakan berat, sedangkan tiga ruang kelas lainnya mengalami kerusakan ringan.

Untuk sementara waktu, siswa akan belajar di ruang kelas darurat dan menumpang di sekolah lain karena seluruh bangunan kelas akan direhabilitasi. Kepsek Siti Choeriah menjelaskan telah ada kesepakatan sesuai arahan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bogor untuk memindahkan sementara kegiatan belajar mengajar (KBM) SDN Cirimekar 02 ke SDN Cirimekar 01.

Dalam kesempatan tersebut Mendikbud kembali menegaskan bahwa Kemendikbud aktif melakukan koordinasi dan kerja sama dalam merespons situasi darurat akibat bencana. Khususnya dengan lembaga terkait dan Pemerintah Daerah.

Dijelaskannya, saat ini pendataan mengenai kondisi bangunan, guru, dan siswa terdampak bencana terus dilakukan oleh tim yang langsung terjun ke lapangan sejak hari pertama pascabencana.

“Yang lebih penting ‘kan alat-alat dan bantuannya yang datang,” ujar Mendikbud.

Dukungan pemerintah pusat dalam penyelenggaraan kegiatan belajar dalam situasi darurat tidak hanya berupa penyiapan kelas-kelas darurat, perlengkapan sekolah, dan buku. Kemendikbud juga akan memberikan tunjangan khusus bagi para guru terdampak bencana, baik banjir, longsor, ataupun badai.

“Kami juga sudah berencana dan akan memberikan tunjangan khusus bagi para guru yang terdampak banjir dan hujan dan badai ini. Diberikan selama tiga bulan,” ujar Mendikbud.

Menurut Mendikbud, kesejahteraan guru itu sangat penting, apalagi pada saat sulit seperti ini. Untuk membantu orang tua, membantu anaknya beradaptasi terhadap bencana ini. “Maka kami memberikan tunjangan ekstra bagi para guru,” lanjut Mendikbud.

Terkait perbaikan sarana prasarana pendidikan yang rusak, Mendikbud mengungkapkan pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan Pemda, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada tahun 2020 ini, Kemendikbud akan melakukan survei dan sensus kondisi sekolah di seluruh Indonesia. Mendikbud menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian/lembaga serta lintas pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Itu jadi prioritas utama kami. Karena kalau tidak dikeroyok bersama-sama berbagai macam instansi, tidak akan beres,” jelas Mendikbud.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!