Oleh: Fatmah Ayudhia Amani, S.Ag )*
ADA 15 gerbang menuju kompleks Masjid Al-Aqsa, 10 di antaranya terbuka dan lima lainnya tertutup. Semua kunci gerbang, kecuali Gerbang al-Magharibah, dipegang oleh Wakaf Islam. Namun, Wakaf Islam hanya dapat membuka atau menutup gerbang dengan izin dari Polisi Pendudukan Israel, yang mengontrol akses ke situs tersebut. Berikut merupakan nama-nama, gambar, sekaligus penjelasan mengenai gerbang-gerbang yang mengelilingi kompleks Masjid Al-Aqsa.
- Gerbang al-Asbath (Al-Asbat Gate)
Gerbang al-Asbath merupakan gerbang utama bagi para jamaah yang ingin masuk ke Masjid Al-Aqsa. Terletak di sebelah utara paling kiri masjid, gerbang ini diperbarui pada masa pemerintahan Ayyubiyah pada 610 H./1213 M, diperbarui kembali pada 769 H/1367 M. Selanjutnya direnovasi kembali pada 945 H./1538 M pada masa Sultan Sulaiman al-Qanuni.
Gerbang al-Asbath memiliki nama lain, yaitu Gerbang Siti Maryam, karena lokasinya dekat dengan Gereja Saint Anne, yang menurut kepercayaan Kristen adalah tempat kelahiran Sayyidah Maryam.
Di pojok pintu bagian dalam terdapat tangga yang terkoneksi langsung ke lorong utara, sedangkan pintu bagian luar masjid berbentuk persegi panjang melengkung yang runcing dengan lebar sekitar 2 meter dan mempunyai tinggi 4 meter. Pintu masuk ini mempunyai dua daun pintu yang terbuat dari kayu.
- Gerbang ar-Rahmah dan at-Taubah (az-Zahabi / Golden Gate)
Gerbang ini merupakan gerbang kedua di sebelah timur Masjid Al-Aqsa. Terdiri atas dua pintu masuk, yang dinamakan dengan ar-Rahmah dan at-Taubah. Gerbang ar-Rahmah berada di sebelah selatan dan Gerbang at-Taubah berada di utara Masjid Al-Aqsa.
Pada awalnya gerbang ini terbuka, hingga kemudian pecahlah Perang Salib. Tentara salib menjadikan gerbang ini sebagai pintu masuk untuk menyerang Masjid Al-Aqsa dan Kota Al-Quds. Maka, gerbang ini kemudian ditutup oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi untuk menjaga masjid dan Al-Quds dari berbagai serangan.
Di gerbang ini, Shalahuddin menatah potongan ayat Al-Qur’an, yaitu surat al-Hadid ayat 13.
يَوْمَ يَقُولُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱنظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ٱرْجِعُوا۟ وَرَآءَكُمْ فَٱلْتَمِسُوا۟ نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُۥ بَابٌۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحْمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلْعَذَابُ
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
Adapun orang-orang Yahudi dan Nasrani menyebut gerbang ini dengan sebutan Gerbang az-Zahabi (emas). Mereka meyakini bahwa Isa bin Maryam akan datang melewati pintu ini pada akhir zaman nanti.
- Gerbang al-Magharibah (Moroccans’ Gate)
Gerbang al-Magharibah atau al-Mughrabi berada di sebelah barat Masjid Al-Aqsa, dan dikenal juga dengan sebutan Gerbang an-Nabi atau Gerbang al-Buraq. Hal ini sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diyakini melewati gerbang ini ketika masuk ke kawasan Masjid Al-Aqsa pada peristiwa Isra’ Mi’raj.
Dibangun pada periode Ayyubiyah dan direnovasi pada periode Mamluk di bawah kepemimpinan Sultan Nasir Muhammad Qalawun (737 H./1336 M). Dinasti Ayyubiyah mengalokasikan kawasan di luar Gerbang al-Magharibah kepada orang Afrika Utara (Maroko/Maghrib), orang Moor dari Andalusia (Spanyol), dan orang-orang bermazhab Maliki, yang tinggal berdampingan di Al-Quds (Yerusalem). Magharibah, demikian komunitas tersebut disebut dalam bahasa Arab, tinggal di daerah ini sampai mereka terusir karena penghancuran kawasan itu, berganti dengan permukiman ilegal Israel.
Gerbang ini ini beratapkan dua kubah. Di sebelah utaranya terdapat masjid kecil yang dinamakan Masjid al-Buraq.
- Gerbang as-Silsilah (Chain Gate)
Gerbang as-Silsilah berada di sebelah barat Masjid Al-Aqsa. Gerbang ini diperbarui pada masa Dinasti Ayyubiyah, ketika al-Malik al-Adil Saifuddin Abu Bakar memerintah pada 600 H./1200 M.
Sebagian orang mengatakan gerbang ini memiliki dua pintu masuk, yaitu as-Silsilah (rantai) karena diyakini dulunya terdapat rantai yang tergantung di pintu, dan yang kedua dinamakan As-Sakinah–kini ditutup. Kedua gerbang tersebut memiliki pintu masuk berbentuk persegi panjang dengan tinggi 4,5 m dan dianggap sebagai salah satu pintu tertinggi Al-Aqsa. Bagian atasnya tertutup kubah yang berdiri di atas dinding-dinding pintu.
- Gerbang Qathanin (Gate of Cotton Merchants)
Gerbang al-Qattanin adalah salah satu gerbang terindah yang mengarah ke Masjid al-Aqsa dari sisi barat. Gerbang monumental ini terletak di perbatasan barat kantor al-Haram al-Sharif Masjid Al-Aqsa, yang menghubungkan masjid suci ke jalanan Suq al-Qattanin atau “Pasar Pedagang Kapas” di Kota Tua Al-Quds.
Sultan Dinasti Mamluk, An-Nashir Muhammad bin Qalawun, membangun gerbang tersebut pada 737 H/1333 M. Gerbang itu terletak di bawah kubah muqarnas (stalaktit) yang indah, dan dikelilingi oleh lengkungan yang agak runcing dari konstruksi ablaq (lengkungan) dengan batu berwarna merah dan krem yang ditata berselang-seling.
- Gerbang Hadid (Iron Gate)
Terletak di dinding barat masjid, antara Gerbang al-Qattanin dan Gerbang al-Nazir, Gerbang Hadid (besi) ini memiliki nama lain, yaitu Gerbang Argun, kata dari bahasa Turki yang berarti besi. Selain itu, gerbang ini juga sempat direnovasi oleh Emir Aragun al-Kamili pada 755–758/1354–1357 M.
Gerbang ini adalah salah satu dari beberapa pintu yang merupakan cabang dari Gerbang Damaskus (Bab al-‘Amud), salah satu jalan masuk benteng Al-Quds. Di tengah tengahnya terdapat jendela persegi empat yang dikelilingi batu dengan ornamen melengkung berbentuk zig zag. List jendela tersebut terbuat dari batu dengan warna merah dan putih.
- Gerbang Majlis (An-Nazir Gate)
Terletak di koridor barat dari Masjid Al-Aqsa, antara Madrasah al-Manjakiyah dan Madrasah al-Wafaiyah. Gerbang ini didirikan pernah diperbarui pada 600 H./1203 M. ketika masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah, sebagaimana tertulis pada prasasti di pintu kayu. Nama lainnya adalah pintu Al-Habs, yang artinya penjara, sebab posisinya yang dekat dengan penjara pada masa kesultanan Turki.
- Gerbang Ghawanimah (Gate of The Bani Ghanim)
Gerbang ini dinamakan demikian karena menghubungkan Masjid Al-Aqsa dengan lingkungan tempat tinggal Bani Ghanim, keluarga yang diyakini datang ke Al-Quds bersama Salahuddin al-Ayyubi. Gerbang ini diyakini didirikan pada masa Bani Umayyah, dan sebelumnya dikenal dengan nama Bab Al-Walid dalam hubungannya dengan nama Khalifah Umayyah, yaitu Al-Walid bin Abd Al-Malik. Gerbang Bani Ghanim ini direnovasi pada masa Mamluk, tepatnya pada 707 H/1307 M, pada masa pemerintahan Sultan Mamluk Al-Nasir Muhammad bin Qalawun. Nama lain dari gerbang tersebut antara lain, Bab al-Khalil, Bab al-Ghawarmah, dan Gerbang Daraj al-Ghawanimah.
Gerbang ini merupakan pintu masuk pertama di ruwak gharbi (lorong barat). Bentuknya persegi panjang dengan ukuran yang relatif kecil dan terbuat dari kayu. Ekstremis Yahudi pernah membakar pintu ini pada 1998, yang kemudian diperbaiki oleh Badan Wakaf Islam Al-Aqsa Untuk memasuki pintu ini, jamaah harus menaiki delapan anak tangga. Di atasnya terdapat rumah penduduk.
- Gerbang ‘Itm (King Faisal’s Gate)
Gerbang ini terletak di antara Gerbang Hittah dan Gerbang Ghawanimah, di tengah bagian depan sebelah utara Masjid Al-Aqsa, menuju lengkungan utara dari Masjid Kubbah As-Sakhrah. Orang-orang Baitul Maqdis menyebutnya Gerbang al-’itm yang berarti gelap karena jalan gelap ke gerbang yang mengarah dari utara.
Namun demikian, gerbang ini memiliki beberapa nama, di antaranya adalah Gerbang ad-Duwaidariyah, karena letaknya dekat dengan Madrasah ad-Duwaidariyah; Gerbang Raja Faishal bin al-Husain dari Irak yang menyumbangkan sejumlah besar uang untuk pemulihan gerbang ketika mengunjungi Masjid al-Aqsa pada 1930 M; Gerbang Syarful Anbiya (kemuliaan para Nabi).
Gerbang ‘Itm diyakini dibangun pada masa Umayyah, kemudian diperbarui pada masa pemerintahan Al-Malik Al-Mu’adzam bin Al-Malik Al-Adil Abu Bakar bin Ayyub dari Kesultanan Ayyubiyah pada 610 H/ 1213.
- Gerbang Hittah (Remission Gate)
Gerbang Hittah merupkan salah satu gerbang tertua di dalam kompleks Masjid al-Aqsa; terletak di koridor utara, antara Gerbang Ghawanimah dan Gerbang ‘Itm. Belum diketahui kapan gerbang itu dibangun, tetapi telah direnovasi selama pemerintahan Sultan Malik al-Muadzdzon Syarafuddin Isa al-Ayyubi dari Dinasti Ayyubiyah pada 617 H./1220 M, kemudian kembali diperbarui oleh Kesultanan Utsmani pada 989 H./1581 M. Gerbang Hittah adalah gerbang sederhana dengan gantungan batu yang digunakan untuk menggantungkan lentera pada masa lalu. Gerbang ii berada di antara Madrasah Alkarimiyah dan Madrasah At-Turbah al-Auhadiyah.
- Gerbang al-Mutaharah (Ablution Gate)
Gerbang al-Mutaharah (penyucian) berada di sebelah barat Masjid Al-Aqsa yang mengarah langsung ke tempat wudu. Terletak beberapa meter di selatan Bab al-Qattanin yang dekat dengan Masjid Kubah Batu. Ini adalah satu-satunya gerbang al-Aqsa yang tidak mengarah ke salah satu kawasan Kota Tua Al-Quds, melainkan ke area wudu yang dibangun oleh Sultan Ayubi al-Adil Abu Bakr Ayub. Gerbang ini diperbarui pada masa pemerintahan Mamalik pada 665H/1266M oleh al-Amir Adaghidi, yang berlanjut pada 666H/1267M oleh al-Amir Alauddin al-Bashri.
Di arah luar, pintu ini terdiri atas susunan batu yang melengkung, tidak terlihat ornamen bangunan. Bentuk pintu persegi panjang dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 2 meter, dengan dua daun pintu dari kayu.
- Gerbang al-Janaiz (Funeral Gate)
Gerbang al-Janaiz berada di timur Masjid Al-Aqsa. Dulunya, gerbang ini khusus digunakan untuk membawa jenazah dari masjid ke pemakaman al-Rahmah, yang berada di samping Al-Aqsa. Gerbang ditutup pada masa Sultan Shalahuddin al-Ayyubi untuk menjaga masjid dan Al-Quds dari berbagai serangan.
- Gerbang ats-Tsulasi (Triple-Huldah Gate)
Gerbang ats-Tsulasi berada di selatan masjid dan menjadi pintu masuk ke Mushala Marwani. Ditutup atas perintah Sultan Shalahuddin untuk menjaga Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa dari serangan. Pada 1990-an penjajah Zionis membangun tangga untuk mencapai pintu ini, demi menguasai Musala Marwani tetapi dicegah oleh Komite Warisan Islam Al-Quds dan Badan Wakaf Al-Aqsa yang dengan segera merenovasi Musala Marwani dan menjadikannya sebagai tempat salat.
- Gerbang al-Muzdawij (Double-Huldah Gate)
Al-Muzdawij berarti dua. Dinamakan demikian karena dua gerbang yang berdempetan. Posisinya berada di selatan Masjid Al-Aqsa. Gerbang ini dibangun sebagai pintu masuk ke Masjid Qibli bagi amir atau sultan yang menjadi imam salat. Gerbang ini berhimpitan dengan istana Bani Umayyah yang berada di selatan masjid. Gerbang ini ditutup atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Saat ini hanya ambang pintu portal timur yang terlihat sebagian.
Unsur-unsur konstruksinya menegaskan bahwa gerbang ini dibangun oleh Bani Umayyah, dan kemungkinan besar itu terjadi pada masa Abd al-Malik bin Marwan.
- Gerbang al-Munfarid
Tidak banyak literatur sejarah yang menjelaskan tentang pintu ini karena kondisinya telah ditutup ketika Sultan Shalahuddin memenangkan perang Salib dan membuka Masjid Al-Aqsa.
Beberapa pintu lainnya adalah; Gerbang Khalil yang berada di tengah dari barat dinding Masjid Al-Aqsa, Gerbang Nabi Daud, berada di bagian selatan dinding masjid, Gerbang Jadid, berada di bagian sudut barat laut dinding Masjid Al-Aqsa, Gerbang Amud, berada di bagian utara tembok Kota Tua, dan Gerbang Sahira, berada di bagian tengah utara tembok Masjid Al-Aqsa.
)* Penulis adalah relawan Adara Relief International yang merupakan lulusan dari Diploma in Islamic Early Childhood Education (International Islamic College Malaysia) dan sarjana Tafsir dan Ulumul Qur’an (STIU Dirosat Islamiyah Al Hikmah Jakarta).
(Disadur utuh dari laman Adararelief.com)