29.2 C
Jakarta

Menikmati Indahnya Angkasa

Baca Juga:

Oleh Ashari )*

WISATA alam sebagai salah satu karunia Allah SWT, ternyata dapat dinikmati dari udara. Ketika kita naik pesawat terbang, kita dapat melihat secara langsung bagaimana alam/bumi dapat dilihat dari udara dengan batas daya pandang kita. Kelemahannya memang kita tidak dapat melihatnya secara detail, namun justru itulah letak kehebatannya. Bangunan yang besar, lapangan bola yang luas, pegunungan dan rumah-rumah penduduk, akan nampak bak pernik-pernik yang indah. Seolah-olah mereka dapat kita kangkangi dan dengan mudah dapat kita pindah seperti buah catur saja.

Belum lagi arak-arakan mega di angkasa yang dari bawah kita lihat berjalan lambat dan susul menyusul. Ketika kita naik pesawat, kadang kita berada diatas awan itu, bahkan sering kita menabrak awan itu sehingga pesawat terasa lain, ada suara ‘glodak’ sesaat. Awan dilihat dari atas lebih jelas, mereka berjalan bergerak juga lebih nampak. Karena jarak kita dengan awan lebih dekat. Suasana semacam itu juga menciptakan sensasi tersendiri.

Rumah-rumah penduduk dari atas, terlihat seperti petak-petak sawah yang tertata rapi. Laut yang luas nampak warna biru yang luas. Sungai besar seperti garis saja. Sementara pegunungan yang hijau, kelihatan seperti gundukan-gundukan  tanah saja. Sedangkan jika malam hari tiba, pemandangan di bawah seperti pesta kembang api yang berpendar. Begitu indahnya. Kadang-kadang sinar-sinar itu tanpa sengaja membentuk sebuah huruf tertentu, atau gambar binatang.

Perjalanan haji reguler 2011 membawa saya untuk menikmati dan mensyukuri kuasa Allah SWT tersebut. Sejak berangkat dari Bandara Adi Sumarno Solo, mendarat sebentar di Padang untuk mengisi Aftur (bahan bakar pesawat), kemudian naik  selama sekitar 8 jam di udara, hingga akhirnya mendarat lagi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Di dalam pesawat sendiri, bagi saya yang tidak terbiasa naik, waktu 8-9 jam adalah waktu yang lama, sehingga beberapa saat mengalami kebosanan. Maka untuk mengisi waktu tersebut, selain membaca adalah menonton siaran TV. Pengalaman ini kembali terulang 23-28  November 2013,  ketika mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan kepsek di Malaysia dan Thailand.   Pendeknya indahnya alam raya ternyata dapat kita nikmati dari jarak sekitar 5-6 ribu meter diatas permukaan laut. Tidak ada kata yang terucap, selain : Subhanallah. Allahu Akbar.

* Mantan KS SMP Muhammadiyah Turi, kini Mengajar di sekolah yg sama 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!