28.9 C
Jakarta

MENJAGA KEIHLASAN DI MUHAMMADIYAH

Baca Juga:

Oleh: H. Nunu Anugrah P, S.Pd.,S.T.,M.Pd.I. *)

Setiap kali Pak AR (K.H. AR Fakhrudin) memimpin rapat di PP Muhammadiyah, beliau selalu mengingatkan agar selalu ihlas dalam bermuhammadiyah. Keihlasan dari aktifis Muhammadiyah ini yang menyebabkan Muhammadiyah tumbuh berkembang secara baik.

Saya tidak faham definisi ihlas, apalagi berdasarkan referensi dari berbagai kitabnya para ulama yang masyur. Tapi menurut guru saya, ihlas itu seperti Khalid bin Walid. Ketika menjadi panglima perang berjihad memimpin pasukan dengan semangat. Dan ketika sudah tidak menjadi panglima perang, yakni menjadi prajurit biasa, Khalid bin Walid tetap semangat berperang berjihad di jalan Allah.

Alm. K.H. Zainudin MZ pernah berujar, __”Orang ihlas itu seperti orang yang buang air besar (BAB). Maaf…orang yang BAB tidak pernah mengingat atau memikirkan apa yang sudah dikeluarkan oleh duburnya”

Prof. Din Syamsudin pernah mengungkapkan orang yang tidak ihlas di Muhammadiyah akan terpelanting atau dipelantingkan. Dalam bahasa saya, orang yang tidak ihlas di Muhammadiyah, akan sengsara dan tidak tenang.

Pak H. Usep Ketua PDM Kab. Bandung yang seorang petani/pengusaha sayuran , mendirikan SD Muhammadiyah di Pangalengan di atas tanah wakafnya dan biaya pembangunannya sebagian dari Pak H. Usep. Warga Pangalengan menyebutnya itu sekolah Muhammadiyah tidak ada yang menyebut sekolahnya Pak H. Usep. Karena Pak H. Usep sudah ihlas mewakafkan ke Muhammadiyah. Keihlasan Pak H. Usep kiranya menjadi teladan bagi kita semua. Tidak pernah beliau mengatakan, “Lamun euweuh aing moal aya sakola ieu“. (Jika tidak ada saya, tidak akan ada sekolah ini).

Tentu masih banyak aktifis Muhammadiyah yang ihlas yang tidak bisa kami tuliskan di sini. Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran …

Wallahua’lam

*)Ketua PCM Pabuaran Kab. Cirebon

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!