JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya mengadaptasi teknologi ke dalam dunia pendidikan pada masa yang penuh tantangan ini. Hal tersebut disampaikan saat membuka sesi Diskusi Panel III Forum Bisnis Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia tahun 2021 (INA-LAC Business Forum 2021) secara virtual, Jumat (1/10/2021).
“Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan namun demikian di satu sisi juga merupakan kesempatan bagi kita untuk bergerak maju ke arah masa depan yang lebih baik. Dengan penerapan program Merdeka Belajar atau ‘Emancipated Learning’, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mendukung para guru yang mengadaptasi pembelajaran secara daring. Kemendikbudristek telah mengalokasikan anggaran untuk program Digitalisasi Sekolah,” ucapnya.
Pada pertemuan yang mengangkat tema utama ‘Indonesia and Latin America and the Carribean Partnership: Recover Together, Recover Stronger’ ini, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa terdapat dua inisiatif utama terkait program digitalisasi sekolah, yaitu (1) Distribusi perangkat Teknologi Informasi (TI) ke sekolah dan (2) Pengembangan platform digital pendidikan secara gratis.
INA-LAC Business Forum 2021 yang berlangsung secara hibrida dan diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) itu menjadi sebuah momentum geliat perekonomian yang mulai tumbuh positif, khususnya di Kawasan Amerika Latin dan Karibia. Dalam pertemuan ini sekaligus dilakukan peresmian platform digital www.ina-access.com sebagai media virtual untuk memperluas jaringan bisnis Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia yang dapat diakses oleh publik.
INA-LAC Business Forum sendiri merupakan pertemuan tahunan yang mempertemukan para pelaku bisnis, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan guna mengoptimalkan potensi bisnis dan mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke kawasan serta meningkatkan investasi dari negara-negara Amerika Latin dan Kepulauan Karibia. Pertemuan ini dihadiri oleh 70 peserta luring, 7.245 peserta virtual melalui media zoom. Mereka adalah para duta besar negara Amerika Latin dan Karibia di Jakarta serta Dubes RI di negara akreditasi masing-masing.
Lebih jauh, dalam sambutannya terkait potensi industri teknologi dan ekonomi digital Indonesia serta potensi kerja sama dengan 33 negara Amerika Latin dan Karibia, khususnya pemulihan ekonomi paska pandemi Covid-19, Mendikbudristek menyampaikan bahwa pandemi global telah mengubah cara belajar mengajar yang selama ini sudah dilakukan.
“Pada awal pandemi, sekolah ditutup untuk menghentikan penyebaran Covid-19, hal ini menandai pergeseran dan proses adaptasi ke arah pembelajaran jarak jauh namun dalam situasi yang sangat sulit,” ucapnya.
Mendikbudristek menambahkan, pembelajaran daring secara penuh adalah hal baru bagi seluruh guru di dunia, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Ia menggambarkan betapa sulitnya proses transisi perubahan ke arah pembelajaran jarak jauh tersebut.
“Saya berharap bahwa inisiatif-inisiatif Kemendikbudristek akan membantu peningkatan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang sulit dijangkau serta memungkinkan masyarakat di daerah tersebut untuk dapat berkontribusi lebih terhadap perekonomian bangsa dan memenuhi apa yang menjadi potensi atau keunggulan mereka,” terangnya.
Mendikbudristek menyebutkan beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh Kemendikbudristek, salah satunya adalah SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan SekoLah) yang berfungsi sebagai ‘marketplace’ di mana sekolah dapat membeli perangkat kebutuhan sekolah menggunakan sumber dana bantuan operasional dari pemerintah, melalui aplikasi e-commerce yang fleksibel dan aman.
Sedangkan melalui laman ‘Rumah Belajar’, Kemendikbudristek menyediakan materi pembelajaran bagi guru dan siswa prasekolah sampai SMA, yang sampai saat ini telah memiliki lebih dari 800.000 subscribers. “Semua inisiatif ini akan membantu Indonesia dalam mengawali proses pemulihan dari masa pandemi dan bergerak maju menuju masa depan,” ucapnya optimistis.
Sebelum mengakhiri, ia turut menyampaikan pentingnya personalisasi pembelajaran dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi suatu bangsa, yang memaksimalkan potensi peserta didik sebagai generasi penerus dalam merancang dan memproduksi masa depan bangsa yang dicita-citakan.
Personalisasi pembelajaran kata dia, akan membebaskan siswa kita dari paradigma pengajaran lama yang begitu membatasi potensi dan kreativitas mereka. Menurutnya, keseragaman dapat berdampak buruk dalam menekan bakat individu masing-masing anak. Dengan demikian, perubahan ini diharapkan memungkinkan guru untuk membangun pembelajaran di sekitarnya guna mengembangkan kemampuan siswa mereka.
“Dengan kebebasan ini, siswa akan belajar dan mencapai yang lebih baik. Pencapaian ini akan terlihat pada pekerjaan yang lebih baik, peluang inovasi bisnis yang lebih baik, dan kemakmuran ekonomi yang lebih besar untuk saat ini dan masa depan,” katanya.
Mendikbudristek berharap agar pertemuan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia ini membuka peluang bagi semua pihak, khususnya dunia pendidikan, untuk menggali berbagai peluang serta mempererat hubungan Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia.