28.8 C
Jakarta

Menteri Nasir: Beasiswa Bidikmisi Putus Rantai Kemiskinan

Baca Juga:

JEMBER, MENARA62.COM – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong pemuda dan pemudi Indonesia dari keluarga kurang mampu, untuk berkuliah melalui program beasiswa Bidikmisi. Program ini dinilai mampu memutus rantai kemiskinan di keluarga mereka serta mengurangi angka pengangguran di masa depan.

“Kalau seseorang semakin pintar, pasti dia akan mampu menggerakkan ekonomi. ‘economic capacity and analysis’-nya pasti akan lebih baik. Sumber daya manusia (SDM) yang punya pendidikan lebih baik, dia akan menerima tantangan global dan beradaptasi dengan lebih mudah,” kata Menteri Nasir usai memberikan kuliah umum “Peningkatan ‘Softskill’ Mahasiswa Program Bidikmisi dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0” di Universitas Jember (UNEJ), Ahad  (7/4).

Menurut Menteri Nasir, seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang semakin tinggi, akan dipastikan mampu berinovasi lebih baik.

Nasir menyatakan saat ini Pemerintah sudah meningkatkan jumlah beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa dan mahasiswi baru dari 90 ribu pada tahun 2018, menjadi 130 ribu mahasiswa dan mahasiswi baru di tahun 2019.  Bahkan pemerintah juga puas dengan hasil dan kinerja mahasiswa para penerima Bidikmisi yang sebagian besar menjadi orang sukses.

“Yang gagal (lulus) hanya 1 persen dari program Bidikmisi. Sembilan puluh sembilan persennya (99%) berhasil lulus.  Sebagai contoh di Universitas Jember ini, ada anak-anak Bidikmisi yang IPK-nya 3,95. Anak Teknik Sipil yang IPK-nya 3,98. Hal ini tidak mudah, untuk mendapatkan IPK di atas 3.0. Di rumpun sosial tadi ada IPK yang 4.0. Bagaimana mereka belajar itu, sangat luar biasa dan benar-benar memberikan inspirasi bagi mahasiswa mahasiswi lainnya. Sungguh saya sangat mengapresiasi  mereka,” ungkap Menristekdikti.

Menteri Nasir menyatakan kunci keberhasilan mahasiswa dan mahasiswi Bidikmisi, terletak pada daya tahan mereka dalam menghadapi tantangan di perguruan tinggi dan dunia kerja.

“Mahasiswa mahasiswi Bidikmisi itu memang berasal dari keluarga kurang mampu,  tapi Negara selalu hadir untuk mereka, sehingga mereka seperti mendapatkan angin segar dan percaya diri, melalui program beasiswa Bidikmisi. Dengan adanya program beasiswa ini, daya tahan mereka sangat tinggi. Walaupun mereka biasa hidup kurang mampu, tetapi hal ini memberikan nilai positif karena otomatis membangun ‘karakter daya juang yang tangguh dan keras. Sehingga jika mendapatkan umpan sedikit, mereka bisa berlari dengan cepat,” ungkap Nasir.

Pemerintah lanjut Nasir, mengalokasikan program beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa dan mahasiswi yang kurang mampu, untuk menekan angka kemiskinan dan angka pengangguran di Indonesia,  terutama dalam empat tahun terakhir.

“Jangan sampai pada saat Indonesia mendapat bonus demografi, sumber daya manusia (SDM)-nya tidak berkualitas, karena jika hal itu terjadi malah akan menjadi malapetaka di Indonesia. Bukan kemiskinan semakin mengecil, tapi akan melebar. Oleh sebab itu Negara selalu hadir, melalui pemberian program beasiswa,” ungkap Menteri Nasir.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan, juga turut mengapresiasi mahasiswa dan mahasiswi Bidikmisi yang rata-rata berhasil lulus dengan baik dan mudah diterima di lapangan kerja.

“Bidikmisi yang memang sudah dimulai oleh Pemerintah RI sejak beberapa tahun lalu, di Universitas Jember ini sendiri, bahkan sudah meluluskan 2.200 sarjana. Beberapa profil lulusan kami alhamdulillah sudah menyebar, termasuk sudah banyak diterima di pekerjaan di masyarakat, baik di sektor Pemerintah maupun Non-Pemerintah (swasta),  di semua bidang, termasuk lulusan yang jadi dokter sudah ada,” ungkap Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!