JAKARTA, MENARA62.COM– Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia adalah salah satu tantangan utama yang hadapi Indonesia saat ini. Karena itu peran perguruan tinggi untuk mencetak lulusan berkualitas dan berdaya saing tinggi semakin penting di era Revolusi 4.0 ini. Pimpinan perguruan tinggi dan Kopertis memikul tanggung jawab besar dalam upaya ini.
Hal tersebut disampaikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, dalam sambutannya ketika melakukan pelantikan Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Senayan (Selasa, 27/02/2018).
Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang dilantik, yaitu Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng sebagai Rektor Universitas Syah Kuala, Dedy Mairuhu, ST, MM sebagai Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dr. Muhammad Ilham Maulana, ST, MT sebagai Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah 13 Aceh dan Agung Nugroho M, S.Pd, M.Pd sebagai Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah 14 Papua dan Papua Barat.
Menteri Nasir menggarisbawahi tiga poin penting untuk menjaga moral institusi pendidikan tinggi. Pertama, terciptanya good university governance atau tata kelola universitas yang baik.
“Ciri tata kelola yang baik tersebut memiliki 4 elemen utama yang harus dilakukan. Yaitu transparansi, terciptanya transparansi di lingkungan perguruan tinggi, tidak akan menimbulkan kurigaan antara satu pihak dengan yang lain dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya fairness, jujur kepada siapapun dan tidak berpihak. Ketiga adalah accountability, hendaknya apapun yang dikerjakan dikemudian hari dapat dipertanggung. Dan yang terakhir Responsibility, dapat bertanggung jawab terhadap yang sudah di kerjakan,” jelas Nasir.
Kedua adalah pembinaan yang baik. Menteri Nasir berharap para stakeholder di lingkungan pendidikan tinggi dapat dibina dengan baik sehingga dapat meningkatkan baik mutu perguruan tinggi, kualitas lulusan, kulitas birokrasi maupun kualitas pelayanan publik. Menristekdikti mendorong baik instansi pusat Kemenristekdikti maupun perguruan tinggi dan Kopertis untuk senantiasa melakukan reformasi birokrasi sehingga dapat terwujud pelayanan yang prima baik kepada publik internal maupun eksternal. Sehingga para stakeholder mendapat layanan yang baik dan optimal dari institusi pendidikan tinggi dan mengurangi keluhan terhadap kualitas layanan publik yang ada.
“Pejabat bukan dilayani, tapi melayani.” tegas Menteri Nasir.
Terakhir Menteri Nasir meminta baik Rektor, Direktur maupun Sekretaris Pelaksana yang baru dilantik untuk senantiasa melakukan koordinasi baik secara internal maupun koodinasi dengan Kementerian. Sehingga, seluruh program dan kebijakan yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti dapat dijalankan secara optimal sampai ke tingkat terbawah.
Menteri Nasir berpesan kepada Sekretaris Pelaksana Kopertis yang baru saja dilantik untuk selalu berkoordinasi dengan perguruan tinggi swasta yang ada di bawah naungannya.
Menteri Nasir menambahkan Kopertis harus tetap berkoordinasi meski tidak bertatap muka secara langsung, dengan kecanggihan teknologi informasi saat ini menjadi tiada batasan lagi untuk terus berkoordinasi.
“Jika ada gejolak jangan dibiarkan berlarut-larut, dan segera tangani. Jangan sampai universitas-universitas yang berada di wilayah Kopertis melakukan tindakan melawan hukum,” ujar Menteri Nasir.
Menteri Nasir juga berharap bahwa pejabat pendidikan tinggi yang baru dilantik dapat bekerjasama dengan pejabat lama sehingga menghasilkan kesinambungan dalam upaya menghasilkan sumber daya yang berkualitas, baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta.
“Tugas ini adalah tugas yang tidak ringan. Tugas makin berat, tantangan makin berat di era persaingan global saat ini,” pungkas Menristekdikti.