RIAU, MENARA62.COM – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir kembali menekannya pentingnya riset dan inovasi bagi dunia industry. Dengan riset dan inovasi, dapat meningkatkan produksi secara efektif dan efisien.
Hal tersebut dikatakan Menteri Nasir saat meresmikan Gedung Kerinci Tissue Culture (KTC) Laboratory, di Kawasan Kompleks PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Pangkalan Kerinci, Riau, Ahad (1/9).
Ia mencontohkan penerapan bioteknologi Tissue Culture pada kayu yang dilakukan PT RAPP. Menurutnya ini merupakan keputusan tepat yang diambil oleh RAPP dalam mendukung efisiensi produksi bahan baku kertas tanpa harus memperluas lahan perkebunan.
“Dengan keunggulan bioteknologi yang dimiliki oleh PT. RAPP saat ini untuk menghasilkan 100 ribu bibit dari selembar daun, kedepannya saya berharap kawan-kawan peneliti dapat mengembangkan bioteknologi yang menghasilkan 1 juta bibit,” lanjut Menristekdikti.
Gedung Laboratorium Kultur Jaringan Kerinci atau Kerinci Tissue Culture (KTC) Laboratory merupakan fasilitas produksi tanaman Eukaliptus dengan teknologi kultur jaringan. Teknologi kultur jaringan dapat meningkatkan jumlah produksi bibit tanaman Eukaliptus secara lebih efektif dan efisien untuk penanaman skala besar.
Menteri Nasir berharap sinergi di bidang riset dan inovasi dapat terjalin dengan erat antara perguruan tinggi dan dunia industri. Penelitian di perguruan tinggi didorong agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia industri, agar manfaatnya dapat dirasakan langsung.
Direktur Operasional Support PT. RAPP Ali Shabri menjelaskan Kerinci Tissue Culture (KTC) memiliki 16 ‘growth room’ yang dapat memproduksi 36 juta bibit Eukaliptus per tahun. PT. RAPP berinvestasi hingga USD 5 juta untuk pembangunan fasilitas KTC.