JAKARTA, MENARA62.COM – Inovasi dibidang fesyen membuat industri ini berpotensi menjadi pemain utama dalam hal ekspor produk kreatif. Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada acara Webinar UMKM Berdaya – Kebangkitan UMKM Indonesia, Kamis (20/01/2022).
Webinar yang juga menampilkan pembicara Founder dan CEO CIAS, Dr Indrawan Nugroho tersebut menjadi bagian dari gerakan #Aku Berdaya yang diinisiasi desainer Nina Nugroho.
“Fesyen sekarang sudah berbeda dengan zaman dahulu, terutama dalam hal desain sudah sangat nyaman, bentuknya juga unik, kreatif dan ini akan mendorong fesyen kita terus bertumbuh. Karena itu, industri fesyen bisa menjadi pemain utama dalam ekspor industri kreatif Indonesia,” kata Sandiaga.
Ada tiga hal yang mendasari keyakinan Sandiaga tersebut, pertama, bahwa busana muslimah terus mengalami perkembangan secara eksponensial. “Tidak hanya baju muslimah, untuk laki-laki, baju muslim pun mengalami perkembangan yang signifikan,” lanjut Sandiaga.
Kedua, bahwa industri fesyen kini bertransformasi ke arah produk berbahan ramah lingkungan namun tetap nyaman dipakai. Isu lingkungan ikut mewarnai pemilihan masyarakat akan produk-produk fesyen yang digunakan.
Ketiga, faktor digitalisasi. Menurut Sandiaga, digitalisasi akan menjadi unstoppable global trend. Konsumen akan melakukan pembelian, hingga pembayaran melalui produk digital. Tak hanya itu, untuk melihat ulasan produk, masyarakat pun mencari referensi dari ulasan di dunia digital.
Diakui Sandiaga, hingga saat ini Indonesia masih banyak mengimpor produk fasyen dari luar negeri. Padahal Indonesia memiliki banyak brand produk fesyen yang ternama, dengan kualitas yang sangat baik. Sudah saatnya, Indonesia menjadi pengekspor produk fesyen dunia.
“Nah, Mbak Nina Nugroho harus mengambil peluang ini. Saya yakin sangat bisa,” pesan Sandiaga Uno.
Sandiaga menyebut bahwa dengan talenta dan kemampuan yang dimiliki pelaku usaha industri fesyen dalam negeri, kebutuhan masyarakat akan fesyen bisa lebih banyak dipasok oleh usaha lokal karya anak banyak. Bahkan dengan talenta dan kemampuan tersebut, Indonesia juga memiliki potensi untuk menjadi pemain dunia industri fesyen.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga mengingatkan bahwa dalam setiap bisnis itu ada up and down-nya, dimana 7 dari 10 usaha itu akan mengalami goncangan pada tahun pertama. “Untuk itulah, pemerintah harus bisa hadir dengan waktu yang tepat,” jelas Sandiaga.
Kehadiran pemerintah bisa dalam berbagai bentuk, seperti pendampingan, monitoring, kemudahan dalam hal izin usaha, bantuan pemasaran, membangun eksosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM hingga membantu aksesibility kebutuhan modal bagi UMKM.
Menurut Sandiaga, tahun 2022 merupakan tahun kebangkitan bagi UMKM pasca dihantam pandemi Covid-19. Terbukanya peluang usaha tersebut beriringan dengan makin terbukanya lapangan kerja khususnya pada 17 subsektor kreatif dan 13 subsektor pariwisata. “Penanganan pandemi sudah semakin membaik meski sekarang ada omicron,” tegasnya.
Karena itu Sandiaga mengajak pelaku UMKM untuk terus berinovasi, berani mengambil risiko dan terus bergerak. Mereka yang terus berinovasi, terus bergerak dan berani ambil risiko, ada sinyal positif menjadi pemenang.
Ada tiga rumus yang harus dipegang oleh pelaku industri kreatif untuk bisa tumbuh menjadi lebih baik lagi pasca pandemi ini, yakni Gercep, Geber dan Gaspol. Tiga motto ini kata Sandiaga menjadi kunci penting agar industri kreatif Indonesia mampu tumbuh signifikan dan menjadi pemain dunia.
Gercep atau gerak cepat, jelas Sandiaga adalah bahwa pelaku industri kreatif perlu untuk bergerak lebih cepat, merespon dan beradaptasi dengan kondisi yang ada. Pandemi teah membuat kita kehilangan banyak waktu.
Lalu Geber atau gerak bersama adalah bahwa pelaku industri kreatif harus bekerja bersama, bergerak bersama. “Bergerak bersama akan jauh lebih kuat untuk mencapai sebuah hasil,” tukasnya.
Adapun poin terakhir dalam motto Sandiaga Uno adalah Gaspol yaitu garap semua potensi online. Ia menginginkan agar masyarakat Indonesia benar-benar memanfaatkan digitalisasi.
“Lebih penting lagi adalah bagaimana kita dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat akan produk lokal, bangga buatan dalam negeri,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr Indrawan Nugroho mengingatkan bahwa pandemi menjadi masa untuk menempa diri para pelaku UMKM. Karena itu pasca pandemi, sudah semestinya para pelaku UMKM lebih bisa bergerak lebih cepat dengan otot bisnis yang lebih kuat. “Kalau tidak bisa berkembang, itu namanya tidak lulus ujian,” katanya.
Indrawan menyebut tahun 2022 menjadi prime time atau tahun terbaik untuk kebangkitan UMKM. Karena itu ia mengajak UMKM untuk tancap gas, bergerak cepat. “Saya yakin selama pandemi radar bisnis untuk melihat potensi sudah terlatih, menghitung risiko bisnis juga sudah terlatih, jadi saatnya kita gerak cepat alias gercep,” tegasnya.
Sementara itu desainer Nina Nugroho dalam sesi tanya jawab menjelaskan industri fesyen dalam negeri sudah sangat siap menghadapi segala perubahan dan model bisnis yang ada. “Pandemi telah memberikan banyak pembelajaran bagi kami pelaku industri kreatif yang kemudian melahirkan adaptasi sehingga mendorong untuk kami berkolaborasi,” tegasnya.
Karena itu dengan lonjakan kasus omicron di tanah air saat ini, lanjut Nina Nugroho, diyakini dapat menjadi second trigger untuk perubahan eksponensial ke arah digitalisasi bagi para pelaku industri kreatif. “Kasus omicron dan tren sustainable fashion akan menjadi kekuatan tersendiri bagi kebangkitan industri fesyen dalam negeri,” tutup Nina.