BANJARMASIN, MENARA62.COM – Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan menjadikan gelombang pengungsi memenuhi beberapa titik lokasi yang dianggap aman.
Bagi warga yang pemukimannya mulai berangsur surut maka harapan untuk kembali ke rumah masing-masing sangat besar. Nampak beberapa warga terlihat mulai melakukan aktifitas membersihkan hunian dibeberapa lokasi banjir yang mulai surut.
Di sisi lain bagi penyintas yang kehilangan rumah karena hanyut maka lokasi pengungsian baik di masjid atau rumah dan gedung perkantoran yang dianggap aman menjadikan sebuah keluarga perlu melakukan penyesuaian diri berinteraksi dengan sesama pengungsi.
Jaringan listrik yang masih belum menyala, aliran air bersih yang belum normal serta distribusi barang keperluan rumah tangga yang belum lancar menjadi catatan penting untuk segera ditangani.
Rita Pranawati, MA dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pusat mengatakan perlu adanya klustering usia anak. Anak mempunyai kebutuhan yang khusus sebagai misal makanan yang tentu berbeda dengan usia dewasa. Perlunya pertolongan dan psikososial klustering anak yang dipersiapkan oleh para relawan. “Khusus bagi anak yang masih harus menikmati ASI, dukung ibunya agar tetap dapat memberikan asi dan bukan diberi sufor,”jelas Rita.
Sementara itu Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi, Psikolog dari Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Prov. Kalimantan Timur melalui pesan singkatnya kepada tim asesmen relawan Muhammadiyah Kalimantan Timur mengatakan perlunya perhatian khusus kepada pengungsi korban banjir atau penyintas dalam kluster keluarga.
Kepada penyintas kluster keluarga ini perlu diperhatikan diantaranya, pertama, utamakan keselamatan diri dan keluarga, pastikan keluarga mendapatkan tempat yang aman dan cukup makanan serta pakaian.
Kedua, ajak anggota keluarga untuk tetap menjaga iman dan taqwa dan mensyukuri setiap kondisi yg dialami agar kesehatan mental tetap terjaga walau hidup berdampingan dengab bermacam-macam karakter orang dipengungsian.
Ketiga, jaga anak-anak atau anggota keluarga ketika melakukan aktivitas MCK ditempat umum, dan kontrol semua anggota keluarga saat jelang istirahat malam (bikin satu area khusus satu keluarga) jika berada dipengungsian.
Keempat, aktif berkomunikasi dengan koordinator lapangan pengungsian untuk mendapatkan info terbaru tentang bantuan maupun pantauan kesehatan dari tim. Dan kelima, memulai dari keluarga untuk tertib diri dan disiplin agar suasana pengungsian terkendali. (M Uzni)