28.9 C
Jakarta

Minim, Mahasiswa Indonesia di Rusia

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi menandaskan masih minim mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Rusia. Saat ini, tercatat hanya 500 mahasiswa yang menempuh pendidikan pascasarjana di Rusia.

Muhammad Supriyadi mengemukakan hal itu ketika melakukan ‘Sosialisasi Pendidikan di Rusia’ di Kampus 4 UAD Yogyakarta, Jumat (29/6/2018). Jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia kalah jauh dengan Malaysia. Saat ini, Malaysia memiliki 2.000 mahasiswa yang melanjutkan studi di Rusia.

Supriyadi memahami mengapa tidak banyak mahasiswa yang melanjutkan kuliah di Rusia. Di antaranya, pertama, mereka takut akan ketularan menjadi Komunis. Kedua, bahasa dan huruf Rusia tidak dikenal masyarakat Indonesia. “Tidak ada lagi komunis di Rusia, memang ada partai komunis. Tetapi sekarang sudah lebih demokratis,” kata Supriyadi.

Selain itu, cara untuk memecahkan kendala bahasa, pemerintah Rusia telah memberikan kursus bagi mahasiswa asing untuk belajar Bahasa Rusia. Untuk mengatasi kendala Bahasa Rusia, mahasiswa dapat mengikuti pelatihan Bahasa Rusia satu tahun.

“Bahasa Rusia itu sulit, karena hurufnya pakai Sirilik dan mengucapkannya juga susah. Rata-rata semua oke, tidak ada masalah. Tetapi ada juga perguruan tinggi yang telah menggunakan Bahasa Inggris. Menurut saya bila mahasiswa belajar Bahasa Rusia akan memiliki nilai plus,” kata Supriyadi.

Menurut Supriyadi Rusia memiliki kualitas pendidikan tinggi di kancah dunia. Tetapi negara tersebut tidak terbuka, dan baru akhir-akhir ini Rusia membuka diri. Perguruan tinggi di Rusia memiliki konsentrasi di antaranya, engeneering, pertanian, dan teknologi informatika.

Kunjungan Dubes Indonesia untuk Rusia ke UAD ini sebagai tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) dengan People Friendship University Rusia (RUDN). “Semoga kerjasama UAD dengan RUDN ini tidak hanya di atas kertas. Pemberian nama RUDN itu atas inisiatif Soekarno,” kata Supriyadi.

Sementara Rektor UAD, Dr Kasiyarno MHum mengungkapkan kerjasama dengan RUDN meliputi pertukaran mahasiswa, joint research, join seminar, visiting professor, joint publication. Program studi yang dibidik pun bervariasi seperti farmasi, teknik, kesehatan masyarakat, kedokteran, serta jurusan sosial humaniora.

“Bulan depan akan ada utusan dari perguruan tinggi Rusia yang berkunjung ke UAD. Ini merupakan tindak lanjut dari penandatangan MoU tersebut. Mereka akan merancang penelitian bersama, publikasi bersama, pertukaran dosen, akan memberikan kuliah umum,” kata Kasiyarno.

Selain itu, UAD juga telah menyediakan beasiswa lima mahasiswa Rusia yang akan mengikuti kuliah di Yogyakarta. Di antaranya, mahasiswa yang akan belajar tentang Islam di Indonesia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!