29 C
Jakarta

Motorola LEX L11 Dirancang Khusus untuk Keamanan Enterprise

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Perpaduan antara aplikasi wave dan perangkat Motorola LEX L11 membuat perangkat ini sulit diakuisisi dibandingkan dengan instalasi aplikasi wave pada perangkat konvensional. Sebab Motorola LEX 11 dirancang khusus untuk keamanan enterprise.

Demikian diungkapkan Nur Uswatun Hasanah, Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi orang pertama dari lingkungan TNI yang meraih gelar Magister Digital Forensik di Program Studi Magister Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (MI FTI UII) kepada wartawan secara virtual, Senin (14/4/2025). Uswatun mengangkat tesis berjudul, ‘Analisis Keamanan Komunikasi Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada Ponsel Hybrid dan Ponsel Konvensional dengan Pendekatan Digital Forensik Berbasis SNI ISO 27037.’

Nur Uswatun Hasanah menjelaskan keamanan komunikasi dalam lingkungan militer memainkan peran krusial dalam melindungi kerahasiaan informasi strategis. Dalam konteks ini, Ponsel menjadi alat utama untuk pertukaran informasi terutama untuk TNI, dengan Aplikasi WAVE Mobile Communicator yang menjadi salah satu platform komunikasi yang digunakan.

“Dengan pertumbuhan ancaman siber yang terus berkembang, penting untuk membandingkan keamanan aplikasi ini pada dua jenis perangkat yang umum digunakan: ponsel hybrid dan ponsel konvensional,” kata Uswatun yang didampingi dosen pembimbingnya, Dr Ahmad Luthfi, SKom, MKom yang juga Manajer Akademik Keilmuan, Program Studi Magister Informatika FTI UII..

Menurut Uswatun, Ponsel hybrid, seperti Motorola LEX L11a yang digunakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak tahun 2021. Perangkat ini memiliki kemampuan untuk menggunakan beberapa jenis teknologi komunikasi. Sedang Ponsel konvensional hanya terbatas pada satu jenis teknologi.

“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan keamanan Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada kedua jenis perangkat tersebut menggunakan pendekatan digital forensik,” kata Uswatun.

Uswatun menambahkan melalui pendekatan digital forensik yang didasarkan pada prinsip-prinsip keamanan komunikasi militer dan standar industri, penelitian ini mengeksplorasi kelemahan potensial dan tingkat kerentanan pada aplikasi tersebut. Metodologi ini mencakup akuisisi data forensik dari kedua jenis perangkat, analisis struktur aplikasi, serta identifikasi dan evaluasi potensi kerentanan keamanan. Penelitian ini juga akan memperhatikan kendala teknis yang mungkin mempengaruhi keamanan aplikasi pada masing-masing jenis perangkat.

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbandingan keamanan Aplikasi WAVE Mobile Communicator pada Ponsel hybrid dan konvensional. Selain itu, mengidentifikasi area di mana satu jenis perangkat mungkin memiliki keunggulan keamanan dibandingkan dengan yang lain.

Secara keseluruhan, arsitektur tingkat tinggi pada WAVE adalah contoh integrasi yang efektif antara teknologi cloud dan prinsip keamanan yang solid. Dengan memanfaatkan Microsoft Azure, sistem ini menawarkan ketersediaan, skalabilitas, dan keamanan yang diperlukan untuk komunikasi kritis.

Menurut Uswatun, Motorola LEX L11 Mission Critical LTE handheld dapat dikategorikan sebagai solusi dengan Level 4 – Strategic dalam kerangka keamanan mobile. Keamanan yang diterapkan pada perangkat ini menunjukkan organisasi yang menggunakannya telah berinvestasi secara signifikan dalam infrastruktur keamanan dan kebijakan yang mendukung perlindungan data, serta mengintegrasikan keamanan mobile ke dalam strategi keamanan keseluruhan.

Ini menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk lingkungan yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, seperti di sektor pemerintahan, militer, dan layanan darurat. Informasi ini akan bermanfaat dalam pengembangan strategi keamanan komunikasi militer yang lebih efektif dan responsif terhadap ancaman siber yang terus berkembang,” harap Uswatun.

Sementara Ir Irving Vitra Paputungan, ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Magister Informatika FTI UII. “Alhamdulillah, dengan penuh rasa bangga dan bahagia, kami dari Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII bersyukur dan mengucapkan selamat kepada Lettu TNI Nur Uswatun Hasanah, M.Kom atas kelulusannya dan keberhasilan meraih gelar Magister Komputer (M.Kom),” kata Irving Vitra Paputungan.

Lebih lanjut, Irving Vitra Paputungan mengatakan pencapaian ini merupakan buah dari dedikasi, semangat juang, serta kerja keras yang luar biasa. Nur Uswatun Hasanah yang memiliki kesibukan sebagai perwira di HUBDAM XVI/Pattimura, Ambon, Maluku berhasil menyelesaikan kuliahnya.

“Prestasi Nur Uswatun Hasanah sebagai Mahasiswa konsentrasi Forensika Digital ini, tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi. Tetapi juga menjadi inspirasi bagi adik-adik mahasiswa, rekan-rekan sejawat dan generasi muda lainnya. Sekarang kita sudah memiliki kelas profesional sehingga bisa merangsang teman-teman lain untuk bergabung,” harap Irving. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!