LAMONGAN, MENARA62.COM — Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat (MPM PP) Muhammadiyah me-launching mesin ripening Pisang Cavendish Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2022). Launching dilakukan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, KH Dr Saad Ibrahim dengan membuka dan mengeluarkan pisang yang telah diperam di dalam mesin ripening.
Ripening pisang merupakan teknologi rekayasa pengaturan suhu dan penambahan gas etilene. Mesin ini menjadikan Pisang Cavendish matang sempurna dan kulitnya berwarna kuning merata.
Peluncuran Ripening Pisang Cavendish ini disaksikan Bupati Lamongan, H Dr Zuhronur Efendi, MBA, Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr Muhammad Nurul Yamin; Anggota DPR RI, Prof Dr Zainuddin Maliki; dan Ketua PDM Lamongan Drs H Shodiqin MPd. Serta perwakilan Astra Foundation sebagai mitra pemberdayaan petani Jatam Lamongan.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Muhammad Nurul Yamin, mengatakan peluncuran ini untuk menyongsong Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48. Selama ini, MPM selalu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan produk yang memiliki nilai tambah.
Salah satunya, kehadiran mesin ripening Pisang Cavendish akan memberikan nilai tambah bagi Jatam Lamongan. “Selama ini kita lebih menyukai produk impor yang kondisinya lebih menarik dengan warna yang lebih menarik pula. Padahal di sisi lain, kita mempunyai produk pertanian sendiri lebih baik,” kata Nurul Yamin.
Peluncuran ripening Pisang Cavendish, jelas Nurul Yamin, dimaksudkan sebagai bagian dari jihad kedaulatan dan kemandirian pangan. “Setelah pangan bisa diproduksi cukup, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah menguatkan terhadap akses pasar,” pesan Yamin.
Ketua Jatam Lamongan, Cak Muhsin, mengatakan kehadiran mesin ripening Pisang Cavendish ini akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan semangat para petani Muhammadiyah dalam budidaya Pisang Cavendish. Kegiatan ini, memberikan informasi kepada khalayak bahwa pemberdayaan petani terutama pembudidaya Pisang Cavendish membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.
Muhsin mengharapkan adanya keperpihakan Persyarikatan Muhammadiyah, terutama amal usaha Muhammadiyah Kabupaten Lamongan dan Jawa Timur agar bisa menjadi bagian dari pemberdayaan petani. “Caranya dengan membeli atau menjadi pelanggan hasil-hasil budidaya Pisang Cavendish Jatam Lamongan,” harap Muhsin.
Dijelaskan Muhsin, Jatam Lamongan memiliki anggota sebanyak 300 petani yang tersebar di 14 kecamatan. Sedang petani pisang cavendish ada 48 orang, tersebar di enam kecamatan. Luas kebun pisang kurang lebih 10 hektare, yang setiap hektarnya bisa ditanami kurang lebih 2.000 pohon pisang.
Tanaman pisang cavendish, tambah Muhsin, mulai panen pada usia 9-10 bulan dengan tingkat kematangan 70%. Satu tandan bisa menghasilkan 15-20 kilogram Grade A. Harga pisang mentah 15 kilogram x Rp 4000 = Rp 60.000. Jika pisang dijual dengan kondisi sudah matang dengan cara diripening harganya naik dua kali lipat yaitu 15 kilogram x Rp 8000 = Rp 120.000.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Dr Saad menyampaikan kehadiran ripening pisang ini sebagai refleksi Surat Al-Waqiah. Sebuah upaya kreatif mewujudkan bagian surga yang ada di bumi. Saad mengharapkan apa yang dilakukan Jatam Lamongan menginspirasi untuk mewujudkan kondisi bumi yang lebih baik bagaikan surga yang dipenuhi dengan buah-buahan, salah satunya buah pisang.
Saad juga mengharapkan agar masyarakat Lamongan bangga dengan produk dihasilkan petani sendiri dan bangsa sendiri. “Selagi kita masih membanggakan produk dari bangsa lain, maka jangan harap kita akan mampu mandiri dari segi apapun termasuk teknologi dan yang lain-lain,” tandas Saad.
Sementara Bupati, Zuhronur Efendi mengatakan Lamongan sebagai lumbung padi dan lumbung pangan nomor 3 nasional. Lamongan mempunyai komitmen untuk terus meningkatkan komoditas yang lain yaitu tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan.
“Pisang cavendish menjadi komoditas unggulan Kabupaten Lamongan. Pemerintah Kabupaten Lamongan akan terus didorong untuk mewujudkan kemandirian pangan dan menjadi pangan alternatif serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” kata Bupati.
Adanya mesin ripening, kata Bupati, diharapkan akan memberikan nilai ekonomi tambah dan mempercantik komoditas Pisang Cavendish. Sehingga pisang-pisang produksi petani Lamongan mampu bersaing di pasar lokal maupun pasar regional serta nasional.
“Ke depan, model-model sentuhan teknologi dalam pemberdayaan petani ini akan menjadi model bagi petani Kabupaten Lamongan. Sehingga bisa mewujudkan Lamongan yang lebih baik,” jelasnya. (*)