31.3 C
Jakarta

Mr Kasman, Tokoh Muhammadiyah Yang Tak Ragu Terjun di Politik Nasional

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Mr Kasman, Tokoh Muhammadiyah Yang Tak Ragu Terjun di Politik Nasional. Belum lewat sepekan, setelah sebelumnya memperkenalkan Fachrodin sebagai tokoh pers Muhammadiyah yang belum banyak dikenal publik, hari Selasa (22/12/2020) ini, Muhammadiyah memperkenalkan kembali tokoh Muhammadiyah Kasman Singodimedjo, yang punya peran penting dalam perjalanan bangsa ini.

Kasman, dalam pergerakkan politiknya, selalu dipikirkan dengan matang. Seperti bidak catur, setiap langkah di dalam dunia politik penuh dengan perhitungan. Integritas harus diutamakan, namun tetap luwes mengusahakan tercapainya nilai ideal yang dicita-citakan.

Demikian sambutan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam peluncuran buku “Hidup itu Berjuang: Kasman Singodimejo 116 Tahun”, yang digelar di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Menurut Haedar, keluwesan dan idealisme itu ada dalam sosok pahlawan nasional Mr. Kasman Singodimedjo.

“Negoisasi tapi punya prinsip, lalu sikap fleksibel penting dalam kehidupan bernegara. Karena muamalah duniawiyah dari a sampai z, bukan pilihan-pilihan yang sempit dan hitam putih. Bagaimana Pak Kasman memegang prinsip-prinsip Islam dan bernegoisasi dengan muamalah duniawiyah,” ujarnya.

Karena itu, Haedar mengungkapan, berpolitik memang tidak ada yang instan dan kaku. Menurutnya, berpolitik harus dilakukan secara cerdas dan waspada, dengan melalui tempo waktu yang tidak sebentar.

“Bagaimana ide-ide tokoh itu direformasikan dalam kehidupan kebangsaan. Urusan politik itu tidak ada yang tunggal. Saya pikir untuk 20-30 tahun ke depan perlu direformulasikan. Kalau hanya copy paste dari Islamisme masa lampau, saya kira tidak memadai. Mana yang diperlukan, termasuk berangkat dari kegagalan-kegagalan politik Islam di masa lampau untuk reformulasi politik ke depan,” jelasnya.

Haedar berharap, generasi muda mampu meneladani sosok keluwesan dan integritas Mr Kasman dalam perjuangannya di dalam politik, yang terus peduli dengan kepentingan umat hingga beliau meninggal dunia pada 25 Oktober 1982.

“Nilai-nilai ini yang harusnya kita reproduksi untuk anak muda. Bahwa perjuangan itu tidak instan, banyak dinamika,” katanya yang menambahkan bahwa secara umum tokoh-tokoh Muhammadiyah punya integritas yang tinggi, meksi artikulasi dan aspirasinya berbeda.

“Tapi, semua memperjuangkan prinsip-prinsip keislaman dan kemanusiaan semesta,” ujarnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!