28 C
Jakarta

Muhammadiyah Harus Beradaptasi dengan Model Dakwah Milenial

Baca Juga:

BENGKULU, MENARA62.COM – Dakwah pada era digital berbeda dengan zaman sebelumnya. Sebab masyarakat belajar agama tidak lagi berbondong-bondong mendatangi majelis.

“Masyarakat milenial kini belajar agama tidak harus datang ke ustadz, tetapi cukup dari media sosial,” kata Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, di sela Pra Tanwir Muhammadiyah, Kamis (14/2/2019).

Diakui saat ini banyak ustadz yang beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka memanfaatkan media social untuk berdakwah melalui siaran-siaran langsung dengan konten yang positif. Jadi majelis tablig tidak perlu datang berkeliling ke daerah-daerah.

Model dakwah seperti ini cukup efektif. Terbukti audiensinya bisa mencapai jutaan jamaah atau pengguna medsos.

Situasi seperti ini kata Prof Dadang harus direspon oleh Muhammadiyah. Organisasi ini harus segera beradaptasi dengan model dakwah yang berkembang.

“Dakwah yang efektif  ke depan adalah dakwah melalui digital. Ini tantangan bagi Muhammadiyah. Kita harus memproduksi konten-konten ke media social yang bisa diakses oleh anak-anak muda, generasi milenial,” lanjut Prof. Dadang.

Sayangnya mubaligh-mubaligh Muhammadiyah sebagian besar adalah generasi baby boomer yang gagap dengan media social. Karenanya, Muhammadiyah kesulitan jika akan memproduksi konten-konten dakwah.

Prof Dadang juga menyoroti banyaknya konten-konten keagamaan yang menyebar di media social. Dimana konten-konten keagamaan tersebut sering dijadikan acuan dan referensi masyarakat. Dan konten tersebut seringkali berbeda dengan pandangan Muhammadiyah.

Senada juga disampaikan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Prof. Syamsul. Banyaknya informasi yang tidak teredit dengan baik, seringkali membingungkan masyarakat.

“Maka kita harus membuat tuntunan agama di bidang informasi. Muhammadiyah harus hadir memberikan tuntunan bagi masyarakat,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!