MELBOURNE, MENARA62.COM– Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) perlu melakukan kajian mendalam terkait rencana mengundang perguruan tinggi asing (PTA) membuka cabang di Indonesia. Jangan sampai kebijakan tersebut justeru menjadi ancaman dan bumerang bagi perguruan tinggi dalam negeri khususnya perguruan tinggi swasta (PTS).
“Kehadiran perguruan tingg asing harus memberikan manfaat besar bagi Indonesia, bagi PTS yang ada,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Prof Suyatno, di sela kunjungannya ke Melbourne Australia, Selasa (13/02).
Menurut Prof. Suyatno hadirnya PTA di Indonesia memang menjadi salah satu konsekuensi dari ditandatanganinya berbagai kesepakatan internasional seperti GATT, AFTA maupun MEA. Selain itu, juga menjadi bagian dari tuntutan perguruan tinggi Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Karena itu, meski sampai saat ini masih menjadi polemik, Prof Suyatno yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) memandang perlunya pemerintah menengok kembali UU nomor 12/Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
“Tetap harus dilihat aturan mainnya seperti sudah diatur undang-undang. Intinya kehadiran PTA tidak boleh merugikan PTS,” tambahnya.
Langkah antisipasi PTM
Muhammadiyah sendiri melalui Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah telah melakukan berbagai langkah antisipasi terkait kehadiran PTA di Indonesia. Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) termasuk didalamnya Uhamka terus berupaya melakukan penguatan capacity building, internasionalisasi universitas, meningkatkan kompetensi, dan meningkatkan daya saing pendidikan.
“Berbagai langkah kita lakukan melalui sinergi, kolaborasi, kerjasama dengan PTA di kawasan Eropa, Amerika, Asia dan Asean,” tukas Rektor.
Bagi Muhammadiyah, langkah kerjasama dengan PTA adalah bagian penting dari dakwah pencerahan untuk kemajuan bangsa dan umat sesuai Keputusan Muktamar Muhammadiyah 47 tahun 2015 di Makasar yakni Internasionalisasi Dakwah Muhammadiyah melalui bidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Pengembangan Ekonomi umat untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan umat.
Melalui garis Kebijakan PP Muhammadiyah dalam bidang Pendidikan (baik Pendidikan Dasar Menengah maupun Pendidikan Tinggi), Pimpinan Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah saat ini sedang mempersiapkan pembukaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di luar negeri melalui kolaborasi dan sinergi dengan Perguruan Tinggi Asing terbaik di sejumlah negara.
Untuk Uhamka, diakui Suyatno belum lama ini telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan perguruan tinggi asing di Eropa, Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Malaysia dan Philipina. Kerjasama dilakukan bersamaan dengan kunjungan pimpinan sejumlah PTM yang dikoordinasikan oleh Pimpinan Majlis Dikti Litbang PP Muhammadiyah dengan Pimpinan Ketua Majlis Prof. Lincolin Arsyad, Prof. Edy Suandi Hamid, Prof. Sudarnoto, dan Sekjen Mohammad Sayuti MA, PhD.
Tim delegasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ikut dalam kunjungan ke Australia kali ini sebanyak 32 orang. Kunjungan delegasi PTM ke Australia kali ini sangat istimewa karena bersamaan dengan kegiatan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. H. Haidar Nashir MA yang menjadi Pembicara Utama di Monesh University dan Pengajian Akbar Bersama Keluarga IMCV dan PCIM Australia.