JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. DR. Haedar Nashir meluncurkan Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW) di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Senin (5/10/2020). Peluncuran lembaga Uji Kompetensi Wartawan milik Muhammadiyah tersebut dilakukan secara virtual dan dihadiri oleh beberapa unsur pimpinan PP Muhammadiyah dan Rektor UMJ Syaiful Bahri bersamaan digelarnya Webinar
Dalam sambutannya, Haedar Nashir menyampaikan apresiasinya terhadap berdirinya LUKW di lingkungan UMJ. Ini adalah LUKW pertama di lingkungan Perguruan Muhammadiyah dan ketujuh di dunia pendidikan secara umum di Tanah Air.
Dengan diluncurkannya LUKW milik Muhammadiyah di FISIP UMJ ini, Haedar berharap dapat berkontribusi dalam menghadirkan wartawan berintegritas dengan standar yang telah ditetapkan Dewan Pers.
Menurut Haedar peran wartawan atau jurnalis di era informasi saat ini sangat strategis. Selain menjadi pilar keempat demokrasi, peran wartawan mampu menghadirkan dan mengungkapkan fakta kebenaran yang harus diterima masyarakat.
“Dari lembaga ini, diharapkan mampu melahirkan sosok jurnalis profesional, yang bisa membawa kebaikan dan keadilan, khususnya di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah bahkan di Indonesia pada umumnya,” kata Haedar.
Ia mengakui bahwa dunia jurnalistik bukan sekedar ilmu dan keterampilan, tapi juga panggilan jiwa didalamnya. Karena untuk menyusun kata dan kalimat menjadi terstruktur dan enak dibaca bukanlah persoalan mudah.
Mantan Pimpinan Redaksi Suara Muhammadiyah tersebut mengakui peran jurnalis dalam mempengaruhi masyarakat amatlah besar. Ini membuat pekerjaan jurnalis haruslah memiliki integritas. Jurnalis juga harus memiliki kemampuan menulis, keilmuan jusnalistik, peka dengan kondisi sosial masyarakat. Dan yang lebih penting adalah jurnalis juga dituntut memiliki kualitas integritas yang tinggi dalam setiap mengungkap atau menyampaikan informasi kepada publik.
“Wartawan juga diajari untuk menegakkan cover bothside, dalam menyampaikan fakta yang ada di masyarakat. Karena seringkali ada kesenjangan antara realitas dan fakta sosial, apalagi yang telah menjadi sebuah opini atau pernyataan. Karena itu jangan gampang percaya pernyataan seseorang yang menggambarkan realitas. Perlu dicek apakah itu benar terjadi atau sekedar fakta sosial yang telah terkonstruksi,” lanjut Haedar.
Karena itulah seorang wartawan harus memiliki jiwa dan integritas, tidak mudah terbawa pada pernyataan seseorang, dari siapapun atau dari kubu manapun. Wartawan tidak mudah terbawa dalam sebuah pernyataan, karena integritasnya menekankan sebuah obyektivitas.
“Maka modal-modal seperti ini, akan sangat penting dimiliki oleh seorang wartawan, termasuk juga para dosen dan para peniliti harus memiliki nilai-nilai seperti ini,” tegasnya.
Ia berharap hadirnya Lembaga Uji Kompetensi Wartawan di FISIP UMJ ini, mampu berkontribusi lebih banyak bagi profesi jurnalistik, dan melahirkan wartawan yang memiliki integritas tinggi dan memiliki semangat Islam berkemajuan.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Syaiful Bahri berharap Lembaga Uji Kompetensi Wartawan FISIP UMJ ini, mampu memberikan penguatan kinerja jurnalisme Indonesia agar semakin profesional. Karena semakin wartawan professional wartawan, maka proses kehidupan berbangsa, baik sosial, politik hukum dan ekonomi akan semakin baik.
“Maka semakin profesional wartawan, maka proses demokrasi hingga penyebaran informasi, semakin berintegritas. Dan diharapkan wartawan yang melalui Lembaga Uji Kompetensi Wartawan FISIP UMJ ini, bukan hanya sekedar menjadi wartawan muslim saja, namun juga berintegritas dengan semangat Islam berkemajuan,” jelasnya.