JAKARTA, MENARA62.COM — MUI Akan Gelar Kongres Umat Islam ke-7. Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7 INI, diselenggarakan di Pangkalpinang Bangka Belitung, 26-29 Februari 2020.
KUII ke-7, mengangkat tema “Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil, dan Beradab”. KUII juga akan membahas beragam persoalan yang dihadapi umat Islam Indonesia, meliputi politik, keagamaan, media, ekonomi, dan pendidikan.
Demikian disampaikan Zaitun Rasmin, Ketua Panitia KUUI dalam kesempatan silaturahim dengan media di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Lebih lanjut Zaitun mengungkapkan, di bidang pendidikan, pembangunan pendidikan nasional di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan serius. Persoalan itu, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja bangsa. Kinerja itu, mencakup (a) pemerataan dan perluasan akses; (b) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; (c) penataan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik; dan (d) peningkatan pembiayaan (d) akomodasi kebudayaan dalam pendidikan.
“Dengan demikian, upaya peningkatkan kinerja pendidikan nasional memerlukan suatu reformasi menyeluruh,” ujarnya.
Bidang pendidikan, menurutnya, menjadi bahasan pokok dalam rangkaian diskusi terpumpun pra kongres. Hal ini penting, mengingat cita-cita pendidikan dan kebudayaan dalam perspektif Islam dan Pancasila, adalah pendidikan yang religius.
Pendidikan religius adalah, sistem pendidikan yang tidak sekadar berorientasi pada tujuan kecerdasan dan keterampilan untuk bekerja yang bersifat pragmatis. Sistem itu, juga menekankan pada pengembangan diri manusia. “Agar memiliki nilai-nilai mulia, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, serta untuk kehidupan dunia dan akhirat, dengan kata lain untuk menjadi manusia yang insan kamil,” ujarnya.
Filantropi
Sementara itu, di bidang filantropi Islam, KUII akan menyoroti tentang peluang dan optimalisasi filantropi Islam. Dari total 164 negara di dunia, Indonesia masuk menjadi 10 negara paling dermawan di dunia dalam lima tahun terakhir (World Giving Index, 2019-2015). Bahkan, Indonesia sempat menjadi negara paling dermawan pada tahun 2018, jauh di atas negara-negara lainnya (World Giving Index, 2018). Penilaian kedermawanan ini dilihat dari aspek pemberian pertolongan kepada orang asing (stranger), tenaga kesukarelawanan, dan donasi berupa uang, barang dan atau jasa.
Dari sekitar 269,6juta seluruh penduduk Indonesia, 87,17%-nya merupakan Muslim (BPS, 2019). Artinya, di tengah bonus demografi, potensi kedermawanan Muslim di Indonesia, utamanya di kalangan millenial, sangat besar. Meski dermawan, namun Muslim Indonesia masih sedikit yang memahami pentingnya sumbangan pra dan pascabencana kepada masyarakat yang berada di wilayah dengan potensi bencana alam yang besar.
“Umat Islam gemar menyumbang, tetapi tidak ada kesadaran untuk melakukan kontrol terhadap penyaluran bantuan sosial kemanusiaan. Lembaga filantropi tumbuh dengan subur, tapi di lain pihak belum banyak lembaga yang belum profesional sehingga tidak terdata secara nasional, regional, maupun global,” ujarnya.
Kongres ke -7 ini akan dihadiri 700 peserta di antaranya dari pengurus MUI pusat hingga daerah, ormas Islam, perguruan tinggi, pesantren dan pemangku kebijakan lainnya. Diagendakan akan menghadiri kongres ini, Presiden RI, Joko Widodo membuka kongres, sementara Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, akan diagendakan menutup perhelatan KUII ke-7.
Dalam silaturahim media, Zaitun Rasmin didampingi Zubaidi sebagai Wakil Sekretaris, dan Edy Kuscahyanto, Koordinator Media.