27.7 C
Jakarta

MUI Keluarkan Pernyataan Sikap Keprihatinan Atas Konflik di Timur Tengah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencermati perkembangan terkini tentang krisis perdamaian dan keamanan di negara-negara Islam di kawasan di Timur Tengah. Khususnya ketegangan antara Arab Saudi, Mesir, Uni Emrirat Arab, Kuwait terhadap Qatar.

Konflik yang berkepanjangan akan berbuntut perang saudara antarumat Islam. Keprihatinan ini pula yang mendorong Dewan Pertimbangan MUI mengeluarkan pernyataan tertulis atas konflik yang terjadi di Timur Tengah. Pernyataan tertulis tersebut disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin pada wartawan di kantor MUI di Jakarta, Rabu (7/6/2017). MUI mengkhawatirkan konflik tersebut akan melemahkan ummat Islam.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin mengatakan, ketegangan tersebut berpotensi menyulut terjadinya perang saudara antar sesama negara-negara Islam. Pasalnya adanya kekhawatiran keadaan tersebut diduga akan dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan politik yang anti Islam.

“Ini bisa berimbas kepada arah merugikan umat Islam di belahan dunia lainnya. Kami mencermati perkembangan terkini tentang krisis perdamaian dan keamanan di negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah, khususnya ketegangan antara Saudi Arabia, Mesir, Uni Emirat Arab, Kuwait terhadap Qatar, yang berpotensi menyulut terjadinya perang saudara antara sesama negara-negara Islam,” ujar Din.

Para ulama Tanah Air, amat khawatir atas hubungan negara-negara Islam di Timur Tengah yang sedang tak kondusif. Kondisi seperti ini membuka celah bagi kekuatan politik untuk mencari kesempatan dalam kesempitan. “Adanya kekhawatiran keadaan tersebut akan dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan politik yang anti-Islam dan bisa berimbas merugikan umat Islam di belahan dunia lainnya,” ucap Din.

Dewan Pertimbangan MUI pun punya rencana mengirimkan surat kepada para pemimpin negara-negara Islam yang berkonflik dengan judul Pesan Ramadan dari Jakarta. Isi surat tersebut adalah:

1. Menyatakan keprihatinan mendalam dan kekhawatiran ketegangan yang terjadi di Timur Tengah menciptakan al-Fitnah al-Kubra Modern, yang hanya akan menghancurkan dunia dan peradaban Islam.

2. Mendesak semua pihak untuk mengendalikan diri terutama pada bulan Ramadan yang beresensi ‘Imsak’, terutama imsak ‘an al-harbi wa al-qital wa tamassuk bi al-jihad al-akbar, karena bisa membawa dampak negatif bagi ibadah umrah dan haji.

Kedua, mengendalikan diri terutama pada bulan Ramadan yang untuk menahan diri dalam melakukan tindakan. Karena hal itu akan menyulut perang saudara. Di bulan Ramadan yang mulia nan penuh damai, ampunan, dan pembebasan dari api neraka ini, umat Islam di penjuru dunia khususnya di negara-negara kawasan Timur Tengah untuk menghentikan pertentangan, permusuhan, dan perselisihan.

“Kemudian tetap memegang teguh perdamaian dan kasih sayang, terhadap sesama sebagai implementasi nilai-nilai dan ajaran Islam rahmatan lil alamin,” imbuhnya.
3. Mendesak masing-masing pihak bersedia menyelesaikan masalah yang ada berdasarkan prinsip musyawarah dan islah dzat al-bain dalam semangat Ukhuwah Islamiyah.

4. Menyerukan rakyat dan ulama di masing-masing negara untuk menolak peperangan, mendorong tercapainya perdamaian (islah), dan meredakan krisis politik di kawasan negara masing-masing dengan segala cara strategis dan optimal.

 

5. Mendukung pemerintah Indonesia mengambil langkah Islah dengan segera dan mendesak Sidang Darurat OKI untuk menghindari perpecahan dan peperangan dengan mengacu kepada prinsip-prinsip Piagam Organisasi Konferensi Islam (OKI):

a. Pasal 1 ayat 1: Memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas sesama anggota OKI.

b. Pasal 1 ayat 6: Mengembangkan hubungan antara negara anggota berdasarkan prinsip keadilan dan saling menghormati.

c. Pasal 2 ayat 3: Semua anggota OKI harus menyelesaikan sengketa secara damai dan tidak menggunakan ancaman dan cara kekerasan.

“Sikap ini penting agar OKI bisa memainkan perannya sebagai mediator perselisihan,” ujar Din.

6. Negara-negara Islam anggota OKI mewaspadai dan menolak upaya intrik politik proxy war yang bercirikan nafsu politik saling curiga, saling menyudutkan dan menyalahkan, dan saling kita terhadap segala kebijakan politik masing-masing negara, baik di kawasan Timur Tengah maupun kebijakan hubungan dengan negara-negara lain.

7. Mengingatkan kepada dunia internasional untuk tidak memperkeruh suasana dengan isu-isu diplomatik yang antagonistik, hegemonik, tiranik, dan politik pecah belah dalam pentas hubungan internasional. Termasuk ke kawasan negara-negara Islam dan berpenduduk mayoritas Muslim.

8. Meminta umat Islam sedunia untuk ikut mendoakan bagi persatuan umat Islam di seluruh dunia.

“Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi umat manusia dari pertentangan, perselisihan dan peperangan demi terwujudknya Islam sebagai penyangga perdamaian dunia,” ujar Din.

Pernyataan sikap keprihatinan MUI ini dikeluarkan sebagai reaksi atas pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan ‎Arab Saudi, Mesir, Uni Emrirat Arab, dan Kuwait terhadap Qatar.‎ Pemutusan hubungan diplomatik tersebut dilakukan karena ada dugaan Qatar telah mendukung kelompok-kelompok militan seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dan Al Qaeda. Selain itu, Arab Saudi juga telah menuduh Qatar telah bekerja sama dengan milisi yang didukung Iran.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!