JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk kedua kalinya, Museum Basoeki Abdullah kembali menggelar pameran seni rupa temporer. Pameran yang rencananya dibuka resmi oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid pada 24 September 2021 tersebut digelar dalam rangka menyambut bulan diresmikannya Museum Basoeki Abdullah.
Tercatat ada 17 seniman yang akan bergabung dalam kegiatan Pameran Seni Rupa Bersama: Tema dan Lukisan Sosial Kemanusiaan Basoeki Abdullah tersebut. Rinciannya, 5 orang seniman berasal dari D.I. Yogyakarta, 2 orang seniman dari Kalimantan Selatan, 3 orang seniman dari Jawa Timur, 2 orang seniman dari Sumatera, dan 3 orang seniman dari DKI Jakarta.
Dalam keterangan persnya, Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah, menjelaskan mengingat status pandemi DKI Jakarta yang masih berada pada level 3, maka pameran seni rupa akan digelar secara luring dan daring. Secara luring, pengunjung akan dibatasi jumlahnya dan selama berada di lokasi, harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat guna menghindari penularan Covid-19.
Sedang secara daring, pengunjung bisa mengikutinya secara live melalui social media yang dimiliki oleh Museum Basoeki Abdullah. Pameran akan berlangsung satu bulan penuh yakni 24 September hingga 24 Oktober 2021.
Diakui Maeva, pameran ini diinisiasi dan diselenggarakan oleh Museum Basoeki Abdullah, dalam rangka menyebarkan informasi terkait ketokohan Pelukis Basoeki Abdullah dalam dunia seni lukis sekaligus menyambut peringatan bulan diresmikannya Museum Basoeki Abdullah. Tujuan diselenggarakannya adalah untuk menginformasikan secara terus menerus sosok pelukis Basoeki Abdullah serta memetakan perkembangan ketokohannya dalam seni rupa di Indonesia pada masa kini.
Adapun tim kurator yang akan bergabung dalam pameran tersebut adalah Prof. Agus Aris Munandar dan di co-curator oleh Dian Ardianto .
Maeva menjelaskan tema Bersama: Tema dan Lukisan Sosial-Kemanusiaan Basoeki Abdullah dirasa relevan dengan tujuan saat ini dimana kita saling menopang dan secara bersama-sama menghadapi kesulitan yang diakibatkan perubahan kehidupan akibat pandemi Covid-19. Konsep penyajian dan medium karya dilakukan undangan kepada seniman yang secara aktif masih mengerjakan tema tersebut. “Hasil dari undangan terdapat 17 seniman peserta yang menyatakan bersedia turut serta yang berasal dari berbagai daerah Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu secara virtual, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan banyak sekali karya-karya almarhum Basoeki Abdullah yang mengangkat tema kemanusiaan, tema sosial kemasyarakat. “Tentunya karya-karya ini mempunyai pengaruh besar dalam sejarah seni rupa kita,” jelas Hilmar.
Menurut Hilmar, pameran ini sekaligus membuktikan bahwa sektor kebudayaan khususnya seni rupa tetap menggeliat di tengah situasi yang serba sulit. Beberapa peserta pameran itu sendiri telah meninggal dunia akibat menderita Covid-19. “Kita patut memberikan penghargaan kepada pelaku seni yang tetap setia dan berada di jalur seni hingga akhir hayatnya,” lanjut Hilmar.
Ia berharap melalui pameran ini bisa menginspirasi teman-teman seniman lainnya untuk tetap berkarya di tengah pandemi.