28 C
Jakarta

Nadiem: Hakteknas ke-26, Momentum Bangkitkan Optimisme Inovasi Bangsa Indonesia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26 dimaknai dengan semangat memajukan dan meningkatkan daya saing Indonesia. Hakteknas juga menjadi memontum membangkitkan optimisme Indonesia akan karya inovasi bangsa.

“Diterbangkannya pesawat buatan anak negeri yang pertama pada 10 Agustus 1995 menjadi momentum untuk membangkitkan optimisme Indonesia di tengah badai pandemi,” ujar Menteri Nadiem dalam sambutannya memperingati Hajteknas ke-16 bertema Integrasi Riset untuk Indonesia Inovatif, Digital Green Blue Economy, Selasa (10/8/2021).

Menurutnya hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini dirayakan bangsa Indonesia dalam semangat memajukan bangsa dengan kemerdekaan dalam belajar dan kebersamaan dalam berkarya.

Tujuan peringatan Hakteknas lanjut Nadiem, selain untuk menghargai keberhasilan putra-putri Indonesia dalam memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) juga untuk memberi dorongan kepada mereka untuk terus menerus membangkitkan daya inovasi dan kreasi guna kesejahteraan dan peradaban bangsa Indonesia. Hasil karya iptek, yang disuguhkan dalam peringatan Hakteknas juga menjadi momentum untuk memberikan pertanggungjawaban publik terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh komunitas iptek dengan sumberdaya yang diberikan oleh rakyat Indonesia.

Peringatan Hakteknas yang merupakan tonggak sejarah kebangkitan teknologi ini berawal dari penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung. Hasil karya anak bangsa ini menjadi bukti bahwa negara kita telah berhasil menumbuhkan inovasi dan jiwa mengembangkan iptek nasional. Hal ini membuktikan betapa pentingnya menanamkan perhatian, minat, dan kesadaran bangsa Indonesia terhadap pengembangan iptek dalam pembangunan nasional yang berkesinambungan.

Hanya saja, lanjut mantan petinggi Gojek ini, dalam perjalanannya kecintaan dan kebanggaan atas produk-produk buatan dalam negeri dapat dibilang cukup rendah. Pada satu sisi masyarakat merasa kualitas produk dalam negeri masih kurang bersaing. Di sisi lain cukup banyak inovasi pelajar dan mahasiswa yang kurang diberi tempat.

Menurut Nadiem, tantangan inilah yang sekarang menjadi salah satu prioritas Kemendikbudristek. Cara terbaik untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengedepankan semangat Merdeka Belajar yakni inovasi yang lahir dari kolaborasi.

Ia menerangkan, dalam konsep Merdeka Belajar peserta didik adalah prioritas utama. “Sehubungan dengan hal tersebut kita sebagai pendidik harus memberikan kemerdekaan kepada para pelajar untuk mencoba hal-hal baru dan menciptakan inovasi,” tutur Nadiem.

Namun, menurutnya, penciptaan inovasi saja tidak cukup. Sebab globalisasi dan perkembangan zaman menuntut untuk menghilangkan batas dan sekat yang memisahkan antara bidang ilmu, sektor dan lembaga.

Oleh karena itulah, Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar seperti SMK pusat keunggulan, Kampus Merdeka Vokasi dan program lainnya untuk membuka pintu-pintu kolaborasi lintas sektor.

“Menghilangkan sekat-sekat dan membuka kolaborasi lintas lembaga sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu produk inovasi kita. Termasuk hilirisasinya,” pungkasnya

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!