PULANG PISAU, MENARA62.COM– Juru bicara pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi menyampaikan, hingga hari Senin (1/2), lebih 500 ribu sumber daya manusia (SDM) kesehatan telah memperoleh vaksinasi Covid-19.
“Kita telah berhasil melakukan vaksinasi bagi lebih 500 tenaga kesehatan di Indonesia. Angka tersebut menunjukkan antusiasme yang besar dari tenaga kesehatan untuk mendukung program vaksinasi yang sekaligus juga menunjukkan optimisme mereka terhadap keamanan dan manfaat vaksin terhadap mereka dari covid-19,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dilansir laman kemkes.go.id, hingga Senin (1/2), jumlah SDM kesehatan yang sudah divaksinasi tahap pertama adalah 539.532 orang dari sasaran 1.531.072 orang. Dari jumlah sasaran tersebut hampir seluruhnya telah melakukan registrasi ulang sebanyak 1.501.491 orang.
Melihat jumlah tenaga kesehatan yang sudah divaksin dan pengalaman kementrian kesehatan dalam melakukan imunisasi, Nadia optimis dapat menyelesaikan target pada sekitar 1.5 juta SDM kesehatan di akhir februari. Pada tahap II, imbuh dia, akan dilakukan vaksinasi terhadap petugas pelayanan publik dengan target 17,4 juta jiwa.
Diterangkan Nadia, vaksinasi yang dilakukan pemerintah, yang dimulai 1.5 juta tenaga kesehatan, dilanjutkan dengan 17,4 petugas pelayanan publik, hingga mencapai 181,5 juta penduduk Indonesia merupakan upaya untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Sementara itu antusiasme tenaga kesehatan di daerah dalam vaksinasi covid-19 nampak terlihat di berbagai daerah. Di kalimantan Tengah tepatnya di Puskesmas Jabiren Kabupaten Pulang Pisau, tenaga kesehatan melakukan vaksinasi covid-19 dengan tahapan pembagian jadwal.
Analita Yanti, S.KM salah satu tenaga kesehatan Nusantara sehat yang ditempatkan di Puskesmas Jabiren mengungkapkan, vaksinasi dilakukan dua kali. “Semisal saya dapat jatah tanggal 14 Januari dan yang kedua tanggal 26 Februari. Setiap tenaga kesehatan yang lolos screening akan wajib mengikuti vaksin,”ungkap Analita Yanti.
“Kriteria usia 15-59 tahu, tidak boleh punya tekanan darah tinggi, bukan penyitas, tidak pernah kontak dengan penyitas, tidak menderita auto imun kanker, ginjal, jantung, TBC menjadi bagian dari syarat menerima vaksin covid-19,”imbuhnya.
Sementara itu apoteker puskesmas Utik Septiarini, S.Far. Apt mengungkapkan untuk menjaga jaminan kualitas maka vaksin harus dijaga tetap stabil suhunya sehingga tidak rusak dan tetap aman digunakan. Harus stabil di suhu rentang 2-8°C. Suhu harus dicek berkala minimal tiap 3 jam. Tantangannya tentu harus mengantisipasi listrik padam sehinggag harus siap genset 24 jam.
Kepala Puskesmas Jabiren, Rustam Effendie, SKM dalam keterangan yang diterima melalui pesan whatshapp mengatakan, dia selaku Kepala Puskesmas Jabiren sebelumnya berterima kasih terhadap pemerintah yang sudah menyediakan vaksin covid-19 ini terutama bagi nakes. “Mengingat bahwa nakes merupakan garda terdepan yang selalu berhadapan dengan orang atau pasien yang kita tidak tahu kondisi kesehatannya,”ungkap Rustam Effendi.
“ Sering terjadi penularan covid-19 ini terhadap nakes . Tapi juga sangat disayangkan karena ada beberapa nakes yangg mempunyai kontra indikasi untuk menerima vaksin tersebut, sehingga perlu dipikirkan lagi bagi mereka yang ingin divaksin tapi terkendala di scriningnya,”imbuh Kepala Puskesmas Jabiren .
Rustam Effendi mengharapkan untuk petugas baik vaksinator maupun petugas lain seperti pendaftaran, pendataan screening dan observasi agar bisa ditambahkan. Berkaca dari pengalaman di saat pemberian vaksin tahap pertama bagi nakes yang jumlah sasarannya tidak begitu banyak namun betapa sulitnya melalui tahapan dari daftar ulang sampai mendapatkan tiketnya, apalagi nanti sampai di tahap ke-3 bagi masyarakat yang sasarannya banyak akan menguras banyak tenaga dan pemikiran.
Pada tahap ke-3 yaitu peruntukan bagi masyarakat, diharapkan ada cara yang lebih praktis atau mudah dalam pengelolaannya serta ada apresiasi bagi petugas vaksinasi baik berupa honor maupun bentuk lain sebagai ucapan terima kasih.
-Uzni Gumbira-