27.1 C
Jakarta

Napak Tilas MDMC Bali

Baca Juga:

DENPASAR,MENARA62.COM. Menyadari Indonesia adalah ladangnya bencana dan khususnya Pulau Bali yang memiliki 13 potensi jenis bencana, maka PWM Bali memutuskan untuk membentuk MDMC sebagaimana yang sudah terbentuk dihampir beberapa PWM se Indonesia saat itu.

Pada Tahun 2009 PWM Bali yang di Komandoi oleh ayahanda H. Mafrukin menugaskan salah satu Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Bali yang bernama Edy Suprayitno untuk mengikuti RAKERNAS MDMC pertama yang diadakan di UMS atau Universitas Muhammadiyah Surabaya selama 3 hari.

Setelah mengikuti RAKERNAS tersebut Edy ditugaskan untuk membentuk MDMC Bali. Pada saat awal pendirian Pimpinan terlebih dahulu memfokuskan pada eksistensi dan tugas MDMC saat respon bencana. Berbagai respon penanggulangan bencana diikuti walau masih hanya mengirimkan relawan 1 sampai 2 orang, hal ini dilakukan semata-mata ingin memperlihatkan bahwa tugas penanggulangan bencana tidak hanya di daerah sendiri tetapi juga meliputi seluruh daerah Indonesia.

Beberapa aksi respon bencana yang sudah dilakukan MDMC Bali pada saat awal berdirinya.
1. Respon Banjir Bandang Garut
2. Respon Banjir Purworejo
3. Respon Gempa Lombok
4. Respon Gempa Pidie Aceh
5. Respon Lumajang
6. Respon Erupsi Gunung Agung
7. Respon Gempa Karangasem
8. Respon Banjir Bandang Jembrana
9. Respon Gempa dan Banjir Buleleng.
10. Respon Kebakaran Kampung Jawa.

Dengan ikut merespon terhadap bencana dimanapun terjadi khususnya bencana yang membutuhkan respon seluruh MDMC se Indonesia, MDMC Bali bertujuan memperkenalkan keberadaan khususnya MDMC Bali dan tugas MDMC yang tidak kecil dan cukup serius diawal-awal pendiriannya.

Seperti halnya saat terjadi gempa Pidie Aceh Utara pada tahun 2016, MDMC Bali dengan didukung penuh oleh PWM Bali yang dikomandoi oleh ayahanda H. Aminullah, MDMC Bali menugaskan 3 orang Pimpinan MDMC Bali saat itu saudara Edy Suprayitno, Abu Muslim dan Suherman untuk membantu respon bencana yang sudah ada oleh MDMC setempat. Selama 2 pekan Edy dan kawan-kawan melaksanakan tugas dengan ranah tugas membantu di bidang logistik, assessment dan juga bidang lainnya yang juga sebagai ajang belajar.

Sebagai puncak kesiapsiagaan, MDMC Bali akhirnya diuji saat terjadi Erupsi Gunung Agung Karangasem Bali. Dengan segala kekurangan sarana dan prasarana MDMC Bali melakukan assessment dan akhirnya MDMC Bali berhasil menjadi salah satu organisasi masyarakat yang melakukan respon siaga bencana yang tercatat di POSKO INDUK SIAGA ERUPSI GUNUNG AGUNG Kabupaten Karangasem. Kemudian selanjutnya berhasil turut mendirikan POSKO PENGUNGSI di Pasar Seni Manggis Karangasem dan khusus melayani DU Balita dan lansia para penyintas. Operasi Siaga Gunung Agung cukup lama dilakukan yaitu kurang lebih selama 3 bulan hingga melibatkan beberapa relawan MDMC yang berasal dari beberapa wilayah dan didampingi oleh Bidang Tanggap Darurat MDMC Pusat.
Melalui Tanggap Bencana Gunung Agung inilah MDMC Bali semakin dikenal dan dilibatkan dalam berbagai giat yang terkait kebencanaan oleh BPBD Bali baik saat bencana maupun tidak.

Kesiapsiagaan MDMC Bali kembali diuji dengan menyebarnya Pandemi Covid 19. MDMC yang tergabung ke dalam MCCC atau Muhammadiyah Covid Comend Center dan sekaligus menjadi ujung tombak dan mengkomandoi segala aksi yang dilakukan terkait COVID 19, dari pemberian bantuan-bantuan dan aksi desinfektan hingga penguburan korban covid 19 yang dilakukan hampir diseluruh amal usaha dan aset Muhammadiyah dan juga atas permintaan masyarakat tanpa memungut biaya sepeserpun.

Selain ikut bergerak dibidang Tanggap Bencana, MDMC Bali juga ikut secara aktif mengikuti proses pengembangan management organisasi seperti Rakernas MDMC di Bandung dan Jogjakarta, juga peringatan Destana di Banyuwangi dan juga RAKORNAS MDMC di Kaliurang Jogjakarta.

Dalam rangka penguatan kapasitas MDMC Bali, pada saat kepemimpinan MDMC selanjutnya yang telah berganti selama 3 kali yaitu Ketua I DM. Edy Suprayitno, Ketua II Suherman dan Ketua III Fajar Budi Santoso. Pada fase kepemimpinan ke 3 ini selain Tanggap bencana, juga banyak melakukan kegiatan-kagiatan penguatan kapasitas relawan baik individu maupun organisasi dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut :
1. Mengadakan HKB 2018 dengan menyelenggarakan simulasi dibeberapa sekolah Muhammadiyah di Denpasar.
2. Sarasehan dengan mengundang BPBD Bali
3. Menjadi Fasilitator bagi 1000 relawan covid 19 se Bali.
4. Pemateri Pelatihan Pertolongan Pertama bagi Para Satpam AUM Pendidikan se Denpasar.
5. Menjadi pemateri Pertolongan Pertama bagi Karyawan PELINDO II Benua.
6. Pelatihan kapasitas Relawan Muhammadiyah se Bali di Karangasem.
7. Mengutus salah satu Pimpinan MDMC Bali sebagai pengurus FRB BPBD Bali dan pengurus organisasi potensi SAR BASARNAS DENPASAR hingga sekarang.
8. Pelatihan MFR yang diadakan oleh BASARNAS DENPASAR.
9. Mengikuti JAMBORE RELAWAN Muhammadiyah Se Indonesia di Malang.
10. Mengadakan JAMBORE RELAWAN MUHAMMADIYAH di Bumi Perkemahan Margarana Tabanan.

Kini MDMC Bali kembali meremajakan kepemimpinannya seiring bergantinya kepemimpinan di tubuh PWM Bali. Dengan dikomandoi oleh Yon Eko Saputro sebagai Ketua, berharap MDMC Bali akan semakin baik dan berkemajuan dengan segala kekurangan dan kelebihannya serta pengalaman yang sudah di buat sejak awal MDMC Bali berdiri. Terlebih cukup banyak kegiatan MDMC Bali pada tahun 2023 ini bahkan sebelum SK dikeluarkan seperti :
1. Peringatan HKB 2023.
2. Pelatihan MFR II yang diadakan oleh BASARNAS DENPASAR
3. RAKERNAS MDMC 2023 di Tanggerang.
4. Pemateri Simulasi Bencana Gempa di SDM 3 Denpasar.
5. Pelatihan Management Bencana oleh FRB BPBD Bali
6. Penyusunan aturan SOP relawan oleh BASARNAS DENPASAR.
7. Ikut serta dalam pembentukan sekretariat bersama SPAB Propinsi Bali.

Semoga MDMC Bali semakin berkemajuan dan semakin terlibat dan dilibatkan dalam dinamika penanggulangan bencana di Bali maupun di Indonesia dan memberi manfaat bagi umat dan bangsa

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!