BANDA ACEH, MENARA62.COM–Nasyiatul Aisyiyah (NA) selenggarakan Training of Trainer (ToT) Keluarga Tangguh Bencana, di Banda Aceh, Sabtu (4/2/2017). Kesadaran terhadap risiko bencana penting dikemukakan untuk memberikan pehaman dalam hal penanggulangan bencana. Kesiapsiagaan menghadapi bencana sebagai bagian dari kepedulian NA terhadap risiko bencana yang informasinya bisa dimulai dari pra-bencana yang berpusat pada keluarga.
Berangkat dari situasi itu, melalaui program Family Learning Center (FLC), Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PP NA) menyelenggarakan workshop yang dikemas dalam ToT dengan tema : “Sahabat Keluarga Tangguh Bancana” di Tanah Rencong.
Acara pelatihan tersebut dihadiri Aslinar mewakili Pimpinan Wilayah Aisyiyah Aceh, Sekretaris Lazismu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh Muhammad Yamin, Rifatul Mahmudah dan Nazhori Author mewakili Lazismu Pusat dan A. Malik Musa mewakili Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh sekaligus membuka ToT yang direncanakan berlangsung selama satu hari di Akademi Muhammadiyah Banda Aceh, Punge Blangcut, Banda Aceh.
Ketua PWM Aceh, Malik Musa, mengatakan pelatihan ini akan bermakna dan tidak berhenti pada program jangka pendek. Untuk itu, Malik mengatakan dalam melakukan pendampingan dan pemberian bantuan pasca bencana edukasi dan pemberdayaan penting diberikan bagi perempuan dan anak-anak.
Ketua PWNA Aceh, Syarifah Aini mengatakan, pelatihan ini betujuan untuk memberikan pemahaman mengenai risiko bencana. Apalagi Aceh di beberapa daerahnya pernah mengalami bencana gempa dan banjir.
“Pengalaman pernah mengalami bencana ini sebetulnya bisa menjadi pelajaran berharga, bahwa kader-kader NA di Aceh yang menjadi peserta ToT dapat memberikan pemahaman lewat cara lain kepada masyarakat di tempat tinggalnya,” kata Syarifah. Diharapkan setelah mengikuti ToT, keluarga dapat menjadi ujung tombak dalam melakukan edukasi kepada keluarga yang lain, tambahnya.
Sementara itu, Dede Dwi Kuriasih, Ketua Departemen Sosial PP NA, mengatakan, dalam penanggulangan bencana perempuan dan anak adalah korban yang paling rentan. Termasuk pasca bencana karena menyangkut kesehatan dan hak-haknya yang perlu perhatian khusus.
Karena itu, Dede menuturkan, keluarga adalah sasaran yang tepat untuk memulainya dalam menyikapi risiko bencana. Jika sudah terpenuhi dan siap, “Keluarga tangguh bencana perlu dukungan semua pihak,” paparnya.
Terciptanya keluarga yang tangguh bencana pada akhirnya dapat tanggap bila bencana terjadi. “Misalnya mampu menyelamatkan dokumen-dokumen penting yang tidak terpikirkan sebelumnya,” ungkapnya.
Dalam pelatihan ini 25 peserta yang berasal dari Banda Aceh dan sekitarnya saling berbagi pengalaman dengan bercerita ketika bencana alam terjadi dan mengancam keluarga mereka.
Setelah pelatihan ini, Lazismu yang diberikan kepercayaan oleh para donatur dan masyarakat bersama dengan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah pada Ahad, 5 Februari 2017, akan menyalurkan 1000 mukena untuk perempuan dan anak-anak perempuan yang ada di sejumlah desa di Kabupaten Pidie Jaya.
–Ni’matul Azizah–