JAKARTA, MENARA62.COM — New York City resmi menerapkan skema biaya kemacetan pertama di Amerika Serikat, dimulai Senin (6/1/2025). Pengendara mobil dikenakan tarif hingga $9 (sekitar Rp138.000) per hari, sementara kendaraan lain memiliki tarif bervariasi.
Zona biaya kemacetan mencakup wilayah selatan Central Park, meliputi area terkenal seperti Empire State Building, Times Square, dan distrik keuangan di sekitar Wall Street seperti dilansir situs BBC.COM.
Kebijakan ini bertujuan mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang terkenal di New York dan mengumpulkan miliaran dolar untuk mendukung sistem transportasi umum. Namun, kebijakan tersebut menghadapi penolakan, termasuk dari mantan Presiden AS sekaligus warga asli New York, Donald Trump.
Gubernur New York Kathy Hochul pertama kali mengusulkan kebijakan ini dua tahun lalu, tetapi pelaksanaannya sempat tertunda akibat keluhan dari komuter dan pelaku usaha. Hochul bahkan menunda salah satu rencana sebelumnya pada Juni lalu karena “terlalu banyak konsekuensi tak terduga bagi warga New York.”
Dalam skema baru, mayoritas pengendara akan dikenakan biaya $9 sekali per hari pada jam sibuk, sementara tarif di luar jam sibuk adalah $2,25. Truk kecil dan bus non-komuter akan membayar $14,40, sedangkan truk besar dan bus wisata dikenakan biaya $21,60 untuk memasuki Manhattan pada jam sibuk.
Kebijakan ini menuai kritik, terutama dari asosiasi pengemudi taksi, serta oposisi terkenal dari Trump. Ia bahkan berjanji akan membatalkan kebijakan ini jika kembali berkuasa bulan ini.
Trump Diminta Cawe-cawe
Partai Republik lokal telah meminta Trump untuk campur tangan. Anggota Kongres Mike Lawler, yang mewakili wilayah pinggiran utara New York City, menyebut kebijakan ini sebagai “aksi pungutan yang absurd” dan meminta Trump untuk menghentikannya.
Upaya hukum menit-menit terakhir dari pejabat negara bagian New Jersey untuk memblokir kebijakan ini dengan alasan dampak lingkungan di wilayah tetangga pun ditolak oleh pengadilan pada Jumat lalu.
New York City dinobatkan sebagai kota dengan kemacetan terburuk di dunia selama dua tahun berturut-turut menurut laporan INRIX, sebuah perusahaan analisis data lalu lintas. Kendaraan di pusat Manhattan hanya melaju dengan kecepatan rata-rata 11 mil per jam (17 km/jam) pada jam sibuk pagi selama kuartal pertama tahun lalu.
Skema biaya kemacetan ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan parah tersebut, meski tantangan dan penolakan tetap menjadi isu yang harus dihadapi pemerintah.