32.7 C
Jakarta

Normalisasi dan Aneksasi, Upaya Israel Hapus Masalah Palestina dari Perpolitikan Dunia

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kasus karikatur Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk penistaan terhadap Rosulullah. Karena itu, wajar jika kasus tersebut memicu amarah umat Islam di seluruh dunia.

Kepala Biro Politik HAMAS (Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah) atau Gerakan Pertahanan Islam di Gaza, Palestina Ismail Haniyah mengatakan kasus karikarur mengapresiasi persatuan umat Islam dunia dalam menentang kasus karikatur Nabi Muhammad di Prancis.

“Kita bisa lihat di berbagai negara, semangat umat Islam memprotes karikatur Nabi Muhammad SAW. Umat Islam berjuang membela Nabi Muhammad ketika beliau dinistakan,” kata Kepala Biro Politik HAMAS (Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah) atau Gerakan Pertahanan Islam di Gaza, Palestina Ismail Haniyah pada Konferensi Virtual Aktivis Palestina Internasional, Sabtu (7/11/2020).

Menurut Ismail semangat persatuan ini, perlu dikobarkan juga untuk membela tanah Palestina. Sebab di tanah Palestina ada masjid Al Aqsha dan Al Quds yang merupakan masjid kedua umat Islam. “Dengan semangat persatuan tersebut, kemenangan Insya Allah segera bisa direbut,” jelasnya.

Diakui Ismail, saat ini bangsa Palestina tengah menghadapi dua persoalan besar terkait zionis Israel yang didukung negara-negara sekutunya yakni normalisasi dan aneksasi. Dua ancaman tersebut sangat mempersulit gerak rakyat Palestina.

Normalisasi dan aneksasi ini adalah upaya menghapuskan persoalan Palestina dari perpolitikan dunia. Dengan dua tindakan tersebut mengesankan bahwa umat Islam seakan tidak lagi memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

“Normalisasi ini seolah-olah tidak ada apa-apa antara negara Arab sekitar Palestina dengan Israel. Mereka berupaya mengesankan sebagai tetangga yang baik. Padahal sesungguhnya persoalan yang kita hadapi sangat berat,’ lanjut Ismail.

Karena itulah, Ismail mengajak umat Islam di dunia untuk merespon dua kebijakan tersebut. Salah satu upaya melawan normalisasi dan aneksasi Israel adalah dengan membangun kekuatan. Kekuatan yang dibangun tentu tidak lagi skala regional tetapi harus skala internasional.

“Umat Islam di negara mana pun harus bersatu melawan penjajahan ini dengan menghentikan permusuhan yang terjadi di internal kita,” tutup Ismail.

Konferensi Virtual Aktivis Palestina Internasional yang digelar selama dua hari berturut-turut tersebut melibatkan aktivitis dari berbagai negara termasuk Indonesia. Adara Relief Internasional sendiri terlibat dalam konferensi tersebut.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!