JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya menarasikan kembali budaya Indonesia. Salah satunya melalui Opera Majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni, yang akan dipentaskan untuk khalayak ramai pada Sabtu, 8 Oktober 2022 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Edi Irawan, Kapokja Apresiasi dan Literasi Musik mewakili Direktur Perfilman, Musik, dan Media menjelaskan bahwa Opera Majapahit merupakan karya yang mendapat hibah dari program Fasilitasi Bantuan Kebudayaan 2022
“Opera Majapahit menjadi sebuah contoh karya yang bisa mendapatkan stimulus dari pemerintah, sehingga seniman bisa berkarya dan mewujudkan mimpi mereka ke dalam bentuk apapun,” ujar Edi pada taklimat media, Jumat (30/9/2022).
Opera Majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni yang lahir melalui tangan dan jiwa kreatif Mhyajo, sebagai sutradara, mengadaptasi kisah kakawin Nagarakretagama, yang digubah oleh empu Prapanca (Dang Arcaya Nadendra). Sebelumnya, opera yang didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek ini, memperoleh ulasan yang baik saat pementasan secara daring, pada Edinburgh Festival Fringe 2021. Di mana pada saat itu, C ARTS UK mengkurasi untuk online demand platform mereka.
Opera ini menceritakan kisah Putri Gayatri yang berasal dari Kerajaan Singhasari pada abad ketiga belas, yang berupaya mencapai impian masa mudanya. Dalam perjalanannya, Gayatri terus mencoba mempertahankan serta melestarikan warisan dari mendiang ayahandanya, Kertanegara.
“Karya ini sarat riset sejarah serta antropologis, yang akan membuat penonton seolah berada dalam semesta yang amat berbeda, namun familiar,” kata Mhyajo.
Untuk menghasilkan karya spektakuler tersebut, Mhyajo mengaku melakukan riset yang cukup panjang, dimulai dari riset pustaka, kemudian berkunjung ke tempat-tempat bersejarah yang berhubungan dengan kerajaan Majapahit maupun Singasari. Mhyajo juga melakukan wawancara dengan narasumber bahkan menggelar lokakarya beberapa kali untuk memastikan bahwa imajinasinya tentang Gayatri memang sejalan dengan sejarah.
Dalam pementasan yang rencananya digelar dua sesi tersebut, penonton akan diajak untuk lebih menikmati kekayaan dan kesakralan karakter seorang Putri Gayatri. Sosok putri raja yang menciptakan legacy dirinya sendiri, dengan segenap kemampuan dan kecerdasannya berjuang untuk menjamin kelangsungan hidup, sekaligus merancang kejayaan kerajaan Majapahit.
“Sungguh ia adalah seorang pemimpin perempuan berkarakter kuat, yang kelak melahirkan generasi pemimpin-pemimpin penerusnya,” lanjut Mhyajo.
Dalam Opera Majapahit ini Mhyajo melibatkan peran Franki Raden sebagai pengarah music, Kleting dan RM. Radinindra Nayaka Anilasutra, sebagai penata kostum. Selain itu juga 19 orang pelakon, yang berasal dari berbagai daerah seperti Solo, Gianyar, Jambi, Banyumas, Jogjakarta dan Jakarta. Dimana para pelakon dijaring melalui proses audisi pada tahun 2020 dan 15 diantaranya, terpilih untuk tampil pada karya tahun 2022 ini.
Bingkai cerita, sedari awal hingga selesainya perjalanan lakon Gayatri, akan dituturkan oleh dua orang narator. Persiapan opera ini membutuhkan waktu hingga 5 tahun lamanya.
Tak hanya kisah yang ditampilkan, hal lain yang menarik untuk dinikmati dari opera ini adalah konsep visualisasi artistik secara monokromatik. Pilihan konsep visual begitu, sengaja dipilih Mhyajo, agar dapat terjaga suasana kesakralan dan kerayaannya.
Perlu diketahui, synopsis cerita juga direkam dalam bentuk film, monochrome audio-visual. Dimana film tersebut telah dianugerahi Highly Commended pada kesempatan Asian Arts Awards 2021. Dan menjadi salah satu Finalist pada OnComm 2022: Live Stream Category Offies UK (Off West End Theatre Awards).