JAKARTA, MENARA62.COM — Pengamat Politik Andriadi Achmad mengapresiasi parpol secara tegas berani menyatakan oposisi terhadap pemerintahan berkuasa dalam lima tahun kedepan. Oposisi, sejatinya sedang menunggu pergiliran waktu dan kesempatan untuk mewujudkan kemenangan tertunda.
“Sebut saja PDIP atau PDI menjadi pemenang pemilu 1999 setelah berperan sebagai oposisi selama pemerintahan Orde Baru. Begitu juga PDIP sebagai pemenang pemilu 2014, setelah ber Oposisi selama 10 tahun di era SBY 2004 – 2014. Artinya parpol yang berani berperan sebagai oposisi sejati selama kekuasaan PDIP (Jokowi) 2014 – 2019. Maka bersiaplah untuk menjadi pemenang pemilu 2024,” Jelas Dosen FISIP UPN Veteran Jakarta ini.
Tak mudah bagi parpol berada di luar lingkaran kekuasaan, nyaris terputus dengan semua akses kecuali akses untuk mengkritik pemerintah sedang berkuasa. Oleh karena itu, parpol perlu mempunyai nyali besar tegak sebagai oposisi, siap termarginalkan dan siap untuk di “bully”. Penguasa tentunya, tak akan tinggal diam menghadapi kritikan tajam atau bahkan demonstrasi massa dari Oposisi.
“Berdiri di barisan oposisi musti mempunyai mental baja. Karena “Musuh” yang dihadapi memiliki kekuasaan berupa peralatan dan senjata yang lengkap dan canggih, bisa jadi hempasan peluru secara bertubi-tubi akan menyerang tanpa belas kasih,” ujar Andriadi saat diwawancarai.
Dalam pandangan Direktur Eksekutif Nusantara Institute for Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) ini, bila parpol mampu bertahan sebagai Oposisi selama satu atau dua periode pemerintahan, tentu sudah lulus ujian untuk kenaikan tingkat menjadi penguasa. Dalam sejarah lintasan dunia, bagaimana perjuangan Soekarno cs yang tidak mau kooperatif dengan Hindia Belanda, Fidel Castro di Kuba, dan lain-lainnya. Hingga pada gilirannya, Soekarno menproklamasikan kemerdekaan RI dan Fidel Castro menumbangkan Rezim Otoriter Batista.
“Gerakan atau Parpol yang sudah mampu bertahan sebagai Oposisi, pasti memiliki mental baja dan hati besi. Tinggal bersiap untuk menunggu giliran untuk berkuasa,” tegas pengamat politik muda ini.
Dalam konteks Indonesia, Gerindra yang sejak berdiri tahun 2008 berada dibarisan oposisi bersama PDIP dan parpol lainnya. Namun, sejak 2014 malah beroposisi terhadap PDIP. Sangat disayangkan pasca pilpres 2019 ini, Gerindra semestinya bertahan barisan memimpin Oposisi, balik kanan bermesraan dan menyatakan akan bergabung dengan penguasa PDIP Cs – Jokowi. Padahal, dalam hitungan saya Gerindra tinggal selangkah lagi menuju parpol terbesar dan akan memenangkan pemilu 2024, tentu setelah keberhasilan memainkan peran Oposisi di periode kedua Jokowi – PDIP.
“Gerindra yang digadang-gadang akan konsisten memimpin barisan oposisi, malah sekarang balik badan menjadi sekutu pemerintah. Hanya PKS yang sudah mendeklarasikan sebagai oposisi, semoga tahan godaan dan tidak lirik sana-sini atau malu-malu sebagai oposisi. Prediksi saya pada pemilu 2024 jika hanya PKS sendirian di bangku oposisi, maka PKS akan memetik 2 kemungkinan : menjadi pemenang atau bubar jalan,” demikian tutup Andriadi mengakhiri wawancara.